Bisnis.com, Jakarta – Asosiasi Industri Semen (ASI) memperkirakan konsumsi pasar domestik akan tumbuh 3% year-on-year (YoY) menjadi 67,4 juta ton pada tahun 2024. Ada katalis untuk proyek-proyek infrastruktur, khususnya Mega Proyek Ibu Kota Nusantara. atau IKN.

Berdasarkan data ASI, konsumsi semen dalam negeri pada tahun lalu sebesar 3,5% atau 65,5 juta ton, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 63 juta ton. Sementara ekspor semen mengalami peningkatan sebesar 20,7% dari 9 juta ton pada tahun 2022 menjadi 10,7 juta ton pada tahun 2023.

CEO ASI Lilly Ungul Raharjo mengatakan, laju pertumbuhan tersebut mempertimbangkan tantangan pasar dalam negeri yang masih mendapat pasokan semen dan situasi geopolitik yang mempengaruhi harga komoditas.

Namun berdasarkan pertumbuhan tahun 2023, industri optimis pertumbuhan pasar domestik bisa mencapai sekitar 3% per tahun, kata Lilly kepada Bisnis, Selasa (28/5/2024).

Pasalnya, Lillic melihat peluang pertumbuhan dalam pelaksanaan proyek konstruksi pemerintah untuk mendukung PSN, termasuk IKN yang mampu menyerap permintaan semen.

Tak hanya itu, permintaan semen juga diperkirakan akan meningkat didukung oleh meningkatnya kepemilikan rumah dari 12,7 juta unit muatan rumah dan penurunan suku bunga untuk memudahkan kepemilikan rumah.

Di sisi lain, dia tak memungkiri masih terdapat permasalahan terkait kelebihan pasokan semen nasional. Saat ini, kapasitas produksi keseluruhan mencapai 119,9 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhan dalam negeri hanya 65,6 juta ton. Hal ini juga menyebabkan persaingan pasar yang ketat dan perang harga.

“Penambahan kapasitas ini tidak lepas dari terus dibangunnya pabrik-pabrik yang sudah memiliki izin sejak lama. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada pabrik baru yang dibangun, sehingga penambahan kapasitas tidak bertambah,” ujarnya.

Sebelumnya, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) atau SIG memperkirakan permintaan semen dalam negeri akan tumbuh positif pada paruh kedua tahun 2024 di tengah situasi kelebihan pasokan. 

Sekretaris SIG Corporation Vita Mahareni mengatakan optimisme tersebut berasal dari berbagai proyek infrastruktur dan sektor ritel yang menjadi pendorong pertumbuhan permintaan semen nasional. 

“Kami masih optimistis pertumbuhan permintaan semen akan lebih baik pada semester II sehingga terus tumbuh year-on-year,” kata Vita kepada Bisnis, Kamis (23/05/2024). 

Sementara porsi konsumsi dalam negeri didominasi oleh sektor ritel sekitar 71%, sisanya dikemas. Vita mengatakan meski proyek infrastruktur berjalan pesat, sektor ritel masih menjadi sektor yang paling tereksploitasi.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel