Bisnis.com, Batavia – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat pameran terbesar di Jepang, nilai perjanjian dagang mencapai 10 juta dolar atau 155 miliar dolar.

Setidaknya ada 10 industri manufaktur yang menampilkan produk baru dengan tema “Making Indonesia 4.0” dan menampilkan daya saing industri nasional di tingkat internasional. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Karthasamita mengatakan upaya ini didorong oleh investasi investor internasional untuk mewujudkan Teknologi Industri 4.0 berkelanjutan.

Partisipasi Indonesia dalam penampilan di Osaka World Exhibition tahun ini membuahkan hasil yang sangat menggembirakan. Agus, disebutkan pada Sabtu (12/10/2024), mengatakan, “Lebih dari 10 juta dolar kegiatan usaha yang bekerjasama dengan perusahaan Jepang. 

Menurut Agus, perjanjian dan proyek kolaborasi tersebut akan memastikan inovasi teknologi dan industri diakui di pasar global. 

Terkait hal tersebut, Agus meyakini kerja sama ini akan membuka peluang investasi yang besar, mempercepat transformasi Industri 4.0 di kawasan, dan meningkatkan daya saing industri Indonesia di kancah internasional. 

“Perjanjian ini tidak hanya menunjukkan potensi produk Indonesia, tetapi juga kepercayaan pihak asing terhadap kualitas dan daya saing industri nasional. Kemenangan ini menjadi insentif bagi pelaku industri untuk beradaptasi dengan inovasi baru dan perkembangan teknologi,” ujarnya. 

Dalam pameran ini, industri nasional tidak hanya menampilkan produknya, namun juga menunjukkan keunggulan teknologi yang diterapkan dalam proses produksinya.

Inovasi di Indonesia tersebut diklaim telah menarik lebih dari 500 pengunjung yang terdiri dari pelaku industri, akademisi, dan kalangan lainnya.

Plt. Direktur Jenderal Ketahanan, Regionalisasi dan Akses Industri Internasional (KPAII) Eco S.A. Keikutsertaan Indonesia dalam pameran ini merupakan upaya meningkatkan upaya pemerintah menarik investor asing, kata Kahyanto. 

Salah satunya dengan menyuarakan pasar seluas-luasnya mengenai potensi dan peluang investasi di Indonesia. 

“Yang tidak kalah penting adalah nama merek dikaitkan dengan perusahaan industri maju di Indonesia,” ujarnya.

Co-exhibitor mengunjungi calon pembeli di Jepang untuk meningkatkan kerja sama. Beliau menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam mengenai kebutuhan pasar Jepang dan tren terkini dalam industri manufaktur. 

“Dengan pendekatan ini diharapkan para pelaku industri Indonesia lebih siap memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan internasional,” jelasnya. 

Sementara itu, Sayahroni Ahmad, Direktur Akses Fasilitas Industri, mengatakan kerja sama ini menunjukkan kesiapan Indonesia menghadapi tantangan industri global dan akan melanjutkan misinya menciptakan lingkungan investasi yang menguntungkan bagi investor asing.

“Kementerian Perindustrian berkomitmen mendukung pelaku industri dalam menjajaki peluang global. Partisipasi dalam pameran internasional seperti MWO merupakan langkah penting untuk mendorong inovasi dan mendorong investasi guna mewujudkan visi Indonesia menjadi pusat industri manufaktur yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan,” ujarnya. . 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Channel Watch