Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi peningkatan signifikan impor susu pada Agustus 2024 yakni sebesar 21,12 persen secara year-on-year (YoY). 

“Impor susu bulanan meningkat 21,19%. Sedangkan secara tahunan meningkat 21,12% dan secara kumulatif turun 10,27%,” kata Anggota Parlemen Bidang Distribusi dan Pelayanan BPS Pudji Ismartini dalam jumpa pers, Selasa (17/09/2024). ).  

Pudji mengatakan, impor susu terutama berasal dari Selandia Baru, Amerika Serikat, dan juga Australia. Perdagangan susu dari tiga negara penghasil susu utama ke Indonesia masing-masing berjumlah USD 94,5 juta, USD 47,99 juta, dan USD 19,17 juta. 

Di antara ketiga negara tersebut, hanya perdagangan dengan Australia yang mencatat penurunan nilai year-on-year sebesar 18,16%. 

Peningkatan impor susu yang signifikan datang dari Belgia dan Irlandia yang masing-masing meningkat sebesar 139,62% year-on-year dan 125,31%. Namun nilainya tidak sebesar Selandia Baru, Amerika, dan Australia. 

Pada sisi HS 8 digit, produk susu yang paling banyak diimpor adalah HS 04021041 atau susu bubuk/padat yang tidak mengandung tambahan gula atau bahan pemanis lainnya, dalam kemasan dengan berat bersih 20 kg atau lebih. 

Dari segi nilai, Indonesia mengimpor 32.747 ton produk tersebut. Volume ini meningkat sebesar 22,9% per bulan dan 27,26% per tahun. 

Sementara itu, pembeli susu jenis tersebut dari luar negeri meningkat secara kumulatif sebesar 5,68 persen, yaitu dari 200.833 ton pada Januari-Agustus 2023 menjadi 212.244 ton pada periode yang sama tahun ini. 

Namun, belum ada informasi apakah impor susu tersebut dimaksudkan sebagai langkah persiapan program susu gratis yang diusung Prabowo. 

Selain mengimpor susu, pemerintah berencana mendatangkan 1,3 juta ekor sapi perah ke Indonesia untuk mendukung program Prabowo dan Gibran. 

Terbaru, Kementerian Pertanian mengumumkan akan dilaksanakan kemitraan investasi pengembangan 100.000 ekor sapi perah di Indonesia antara PT Asiabeef Biofarma Indonesia (Asiabeef) dan Agropecuaria 31 (31 Group) dengan nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 4,5 triliun.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel