Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Pangan menargetkan Indonesia bisa mencapai swasembada pangan, termasuk kedelai. Namun Indonesia masih bergantung pada impor kedelai dari negara maju, khususnya Amerika Serikat (AS).
Padahal, pada Januari-September, impor kedelai Indonesia mencapai US$1,15 miliar atau sekitar Rp 18,14 triliun. Amerika Serikat menerima pembayaran impor tertinggi sebesar $1,03 miliar atau sekitar Rp 16,24 triliun.
Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) (Menko) mempunyai target agar Indonesia menjadi negara mandiri pada tahun 2028. Cita-cita tersebut sejalan dengan cita-cita Presiden Prabowo Subianto.
Zulhas juga menjelaskan, makanan yang dimaksud tidak hanya nasi, tapi juga jagung, gula, kedelai, paprika, bawang bombay, coklat, kelapa, dan kopi.
Lantas, bagaimana tren impor kedelai Indonesia menuju negara swasembada?
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor kedelai Indonesia mencapai 2.162 ton pada Januari hingga September 2024, berdasarkan data yang diterima Bisnis.
Sedangkan impor pada periode tersebut bernilai US$1,15 miliar atau sekitar Rp 18,14 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.771 per dolar AS).
Jika dicermati, tren impor kedelai Indonesia mengalami fluktuasi dan menunjukkan tren penurunan selama tiga tahun terakhir.
Total impor kedelai pada tahun 2018 berjumlah 2.585 ton senilai US$1,1 miliar. Satu tahun kemudian, volume meningkat 3,26% dibandingkan tahun lalu menjadi 2.670 ton dan bernilai $1,06 miliar.
Namun Indonesia mulai mengurangi impor kedelai pada tahun 2020 sebesar 7,3% dibandingkan tahun 2019, menjadi 2.475 ton.
Selang satu tahun, impor kedelai kembali meningkat menjadi 2.489 ton. Nilai yang dibayarkan adalah US$1,48 miliar. Kemudian pada tahun 2022, impor kedelai diperkirakan terus menurun menjadi 2.324 ton senilai $1,63 miliar.
Seperti tahun lalu, impor kedelai Indonesia sebanyak 2.274 ton senilai US$1,47 miliar.
Pada periode tersebut, yakni 2018 hingga Januari 2024, impor kedelai masih dipimpin oleh Amerika Serikat.
Misalnya, pada tahun 2018, impor kedelai AS mencapai 2.520 ton dengan total nilai US$1,07 miliar, dan total volume impor pada periode tersebut sebanyak 2.585 ton.
Artinya, Indonesia sangat bergantung pada permintaan kedelai AS yang mencapai 97,46% dari total impor pada tahun 2018.
Sedangkan impor kedelai dari Amerika Serikat pada Januari hingga September 2024 sebanyak 1.925 ton. Nilai impornya mencapai US$1,03 miliar atau sekitar Rp 16,24 triliun.
Selain Amerika Serikat, Indonesia bergantung pada Kanada, Argentina, dan Malaysia untuk memenuhi kebutuhan kedelainya.
Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.