Bisnis.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat dan membuka perdagangan pada level 7.795,97 pada Rabu (11/09/2024). Penguatan indeks seiring dengan kenaikan saham-saham berkapitalisasi besar seperti BREN, BMRI, UNVR dan ASII.
Indeks Harga Saham Gabungan naik 0,45% atau 34,58 poin menjadi 7.795,97,78 sesaat setelah peluncuran, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI). Hari ini IHSG dibuka di 7.761,38 dan sempat menguat di 7.798,34.
Sebanyak 196 saham menguat, 110 saham melemah, dan 231 saham melemah. Sedangkan market cap atau kapitalisasi pasar mencapai Rp 13.439,36 triliun.
Dari sekian banyak saham dengan kapitalisasi pasar tinggi, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) kembali memimpin dengan kenaikan 2,39% menjadi Rp 11.775.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) TBK mengikuti posisi tersebut. (BMRI) yang menguat 1,03% menjadi Rp 7.325. Adapun saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menguat 0,90% ke Rp 2.230 per saham.
Berikutnya adalah saham PT Chandra Asri Pacific TBK. (TPIA) yang mencatatkan kenaikan 0,54% menjadi Rp 9.325 per saham. Sedangkan saham PT Astra International adalah TBK. (ASII) naik 0,50% ke Rp 5.050 per saham.
Sebaliknya, saham PT Multipolar Technology Tbk menguat paling banyak pada awal perdagangan hari ini. (MLPT) yang naik 25% menjadi Rp 3.600. Posisi tersebut disusul oleh saham PT Fortune Mate Indonesia TBK. (FMII) dengan kenaikan 22,05% menjadi Rp310.
Pemegang saham paling diuntungkan atau dirugikan terbesar PT Harta Djaya Karya Tbk. (BORDER) yang turun 9,59% menjadi Rp 132. Sedangkan saham PT J Resources Asia Pacific Tbk. (PSAB) turun 4,17% ke Rp 276 per saham.
Analis RHB Securities, Muhammad Wafi memperkirakan IHSG akan bergerak pada kisaran 7.600-7.800 pada perdagangan hari ini, menurutnya indeks akan rebound dengan volume dari garis support MA5 dengan level Higher High (HH).
Meski ada potensi koreksi teknikal selama MA5 berada di atas garis support, namun IHSG berpotensi kembali bangkit dan mencapai level Higher High (HH).
Namun jika support garis MA5 ditembus, IHSG berisiko melakukan patch baru dan menguji support garis MA20, demikian ungkap Wafi Research, Rabu (11/09/2024).
______________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel