Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Selasa (8/10/2024). Emiten BBRI, BBNI dan TLKM menguat pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data RTI Infokom, terdapat 261 saham menguat, 290 saham melemah, dan 240 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 7.449-7.592. Kapitalisasi pasar tercatat meningkat menjadi Rp 12,632 triliun.

Sebanyak 24,08 miliar saham diperdagangkan hari ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 13,9 triliun.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) hari ini meningkat signifikan. Saham BBRI menguat 3,73% ke Rp 5.000 per saham.

Jadi saham BBNI naik 2,88% ke Rp5.350 per saham, saham TLKM naik 3,10% ke Rp2.990, dan saham BMRI naik 2,91% ke Rp7.075.

Begitu pula dengan saham BRIS yang menguat 4,81% ke Rp 3.050 per saham, saham ASII naik 2,45% ke Rp 5.225 per saham, dan saham BBCA menguat 0,97% ke Rp 10.400 per saham hari ini. .

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan, sentimen dari dalam negeri berasal dari Bank Indonesia (BI) yang menyebutkan posisi Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September sebesar 123,5.

Hal ini memberikan indikasi bahwa IKK masih berada pada level optimis di atas 100 yang berarti kepercayaan konsumen terhadap perekonomian domestik tetap terjaga.

Selain itu, Bank Dunia dalam laporannya edisi Oktober mengungkapkan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% pada tahun 2024 dan 5,1% pada tahun 2025. Hal ini memberikan pernyataan bahwa di antara negara-negara besar di kawasan Asia Timur dan Pasifik , hanya Indonesia yang mampu tumbuh pada tahun 2024 dan 2025 ke tingkat sebelum pandemi Covid-19 atau lebih tinggi.

Sementara itu, di seluruh dunia, harapan penurunan suku bunga besar-besaran The Fed pupus setelah pernyataan Ketua Fed Jerome Powell yang menolak ekspektasi penurunan suku bunga besar-besaran dan berkelanjutan.

Gubernur Fed St. Louis, Alberto Musalem menyatakan preferensinya untuk penurunan suku bunga secara bertahap di masa depan. Jadi kenaikan imbal hasil memberikan tekanan pada pasar ekuitas di seluruh dunia.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel