Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,49% atau 106,08 poin menjadi 7.034,14 poin pada perdagangan Kamis (30/05/2024). Saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar seperti AMMN, GOTO dan BRPT hari ini terjerumus ke zona merah.

Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 185 saham menguat, 349 saham melemah, dan 242 saham flat pada hari ini. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.984,97 hingga 7.140,77. Tercatat kapitalisasi pasar IHSG turun hingga Rp 12,011 triliun.

Saham Grup Medco dan Salim PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) turun 5,68% hari ini. Saham AMMN melemah ke Rp 12.450 per saham.

Selain itu, emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) pun turun 5,63% ke Rp 67 dan saham PT Astra International Tbk. (ASII) pun turun 3,14 persen ke Rp 4.320 per saham. Saham BRPT Prajogo Pangestu pun turun 1,41% ke 1.050.

Selain saham-saham tersebut, saham-saham emiten bank seperti BBRI, BBCA, dan BBNI juga ditutup hari ini dan jatuh ke zona merah. Saham BBRI melemah 0,68%, saham BBCA melemah 1,64%, dan saham BBNI melemah 0,88% pada perdagangan hari ini. 

Berdasarkan riset Pilarmas Investindo Sekuritas, pelemahan IHSG dan bursa regional Asia hari ini sejalan dengan tekanan kenaikan suku bunga global yang mempengaruhi pasar pembiayaan ekuitas. 

Menurut Pilarmas Sekuritas, hal ini disebabkan oleh sentimen pasar, karena bank sentral lebih lama mempertahankan suku bunga tinggi. Hal ini membuat pasar mempunyai pandangan yang tidak pasti mengenai waktu dan besarnya penurunan suku bunga Federal Reserve. 

Pernyataan sebelumnya dari Presiden Fed Atlanta Bostic mencatat bahwa jalur menuju inflasi 2 persen masih belum pasti dan kenaikan suku bunga masih signifikan. Hal ini menyebabkan pasar berspekulasi bahwa Federal Reserve mungkin menunda dimulainya siklus pelonggaran atau bahkan memutuskan untuk tidak menurunkan suku bunga tahun ini. 

Akibatnya pasar menahan diri untuk masuk ke pasar saham, kata Pilarmas Sekuritas. 

Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan kenaikan suku bunga dalam jangka panjang akan mempersulit pembatasan pinjaman AS. Hal ini karena kenaikan suku bunga berdampak pada defisit dan membebani utang AS.

—————

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian apa pun yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel