Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat sebesar 7.311,26 poin pada Kamis (14 November 2024). Saham-saham berkapitalisasi besar yang menguat antara lain TPIA, PANI, BREN, dan DSSA.
IHSG naik 0,04% atau 2,59 poin menjadi 7.311,26 pada penutupan perdagangan, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI). Hari ini IHSG dibuka di 7.308,67 dan dengan cepat berpindah ke 7.318,77.
Terdapat 175 kode mengalami kenaikan harga, 200 kode mengalami penurunan, dan 198 kode tidak mengalami perubahan. Sedangkan kapitalisasi pasar atau dikenal dengan kapitalisasi mencapai 12.358,24 triliun. Rp.
Di tengah pulihnya IHSG, saham-saham berkapitalisasi besar seperti PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) naik 1,09% menjadi Rp 6.925. Posisi tersebut disusul oleh saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) menguat 0,79% ke Rp 15.975 per saham.
Saham PT Barito Renewable Energy Tbk. (BREN) juga naik 0,68% ke Rp 7.425 dan PT Dian Swaistika Sentosa Tbk. (DSSA) meningkat 0,51% menjadi Rp 39.250.
Sementara saham-saham berkapitalisasi besar melemah dipimpin oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) disesuaikan 1,16% menjadi Rp 2.550 per saham.
Lalu ada PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) turun 1,05% ke Rp 9.400, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) turun 0,81% ke Rp 4.920 dan PT Astra International Tbk. (ASII) disesuaikan 0,70% menjadi Rp 4.990.
Sebaliknya, saham yang mengalami kenaikan harga paling besar hari ini adalah saham IPO PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk. (UP) meningkat 25,69% menjadi Rp 181. Berikutnya adalah PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) dengan pertumbuhan 24,78% menjadi Rp 2.140.
Sedangkan yang paling merugi adalah PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk. (SPRE) turun 9,91% ke Rp 200 dan kemudian dilampaui oleh PT Visi Teknologi Infrastruktur Tbk. (GOLD) turun 6,83% ke Rp 300.
Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG akan berubah dengan tren penguatan. Level support indikator diperkirakan di 7.182, sedangkan level resistance di 7.386.
Ia mengatakan IHSG pada perdagangan sebelumnya ditutup melemah 0,18% di 7.308,67. Pelemahan datang dari saham konsumen non-siklus yang turun 1,79% dan real estate turun 1,56%.
Sedangkan asing mencatatkan jual bersih Rp 816,16 miliar di pasar reguler dengan top seller antara lain BBRI, BMRI, TLKM, BBCA, dan BBNI, ”ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (14 November 2024). .
Reza mengatakan katalis negatif IHSG datang dari melemahnya nilai tukar rupiah dan pelaku pasar menunggu apa arti terpilihnya kembali Donald Trump dengan kebijakan stimulus China dan dampaknya bagi negara-negara Asia.
“Secara teknikal candle IHSG terakhir terlihat seperti pivot hitam, namun stochastic golden cross berada di zona oversold. Artinya IHSG memiliki kemungkinan pergerakan yang luas dengan bias penguatan, tutupnya.
Reliance Sekuritas Indonesia memperkirakan saham-saham yang berpotensi naik dalam beberapa hari mendatang adalah DOID, BRIS, BBRI dan EXCL.
Secara terpisah, pakar keuangan Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan di dalam negeri, IHSG kembali mengalami penyesuaian akibat arus modal keluar dari pasar saham dalam negeri sebesar Rp 692 miliar pada 13 November 2024.
Arus keluar ini konsisten dengan nilai tukar rupiah yang masih tertekan di Rp15.769. Di sisi lain, Ratih menilai kenaikan suku bunga obligasi AS akan berdampak pada capital outflow dan berdampak pada nilai tukar rupee.
“Sementara itu, pelaku pasar mencermati rilis neraca perdagangan akhir pekan ini. “Neraca perdagangan Oktober 2024 diperkirakan masih surplus dan terus surplus selama 53 bulan berturut-turut hingga September 2024,” ujarnya.
Di luar negeri, pergerakan indeks utama Wall Street beragam menyusul rilis data inflasi Amerika Serikat (AS). Inflasi AS pada Oktober 2024 secara tahunan tercatat sebesar 2,6%. Meski laju pertumbuhan inflasi lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,4%, namun kenaikan tersebut masih sesuai ekspektasi pasar.
Disclaimer: berita ini tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di saluran Google Berita dan WA