Bisnis.com, Jakarta – Harga tembaga melonjak ke level tertinggi sepanjang masa. Harga terus meningkat selama berbulan-bulan, didorong oleh masuknya investor keuangan ke pasar untuk mengantisipasi semakin buruknya kekurangan pasokan. 

Mengutip Bloomberg, Senin (20/5), LME futures melonjak lebih dari 4% pada Senin (20/5) karena tembaga untuk pertama kalinya mencapai US$11.000 per ton. 

Bank, perusahaan pertambangan dan manajer investasi juga telah menggembar-gemborkan prospek tembaga yang positif dalam jangka panjang selama berbulan-bulan. Lonjakan investasi baru-baru ini telah memberikan tekanan pada pedagang yang lebih berhati-hati karena lemahnya permintaan spot, khususnya di Tiongkok.

Beberapa perkembangan pada tahun 2024 juga mendorong tren tembaga dan menarik gelombang dana spekulatif. Terbatasnya pasokan telah menyebabkan pembicaraan mengenai pengurangan produksi dari tungku. 

Investor kemudian bertaruh bahwa peningkatan penggunaan bijih tembaga di sektor-sektor yang berkembang pesat termasuk kendaraan listrik, energi terbarukan, dan kecerdasan buatan akan mengimbangi dampak negatif dari sektor-sektor tradisional seperti konstruksi. 

Harga kemudian mulai turun pada awal April 2024 dan meningkat tajam pada minggu lalu karena tekanan beli di pasar berjangka New York, yang memicu reli global. 

“Hal ini telah mendorong harga ke level yang lebih tinggi dan sangat sulit untuk menggambarkan reli dalam lingkungan seperti ini,” jelas analis utama di kelompok riset CRU Group, yang juga mengatakan bahwa pasar komoditas cenderung melampaui batas. 

Investor, pedagang dan penambang telah memperingatkan selama bertahun-tahun bahwa dunia kini menghadapi kekurangan tembaga yang parah. Hal ini terjadi di saat kebutuhan akan industri ramah lingkungan semakin meningkat. 

Jeff Currie, analis komoditas senior dan kepala strategi di tim energi Carlyle Group, mengatakan pekan lalu bahwa tembaga adalah perdagangan jangka panjang terbaik yang pernah dilihatnya.

Namun, banyak pedagang saat ini yang memperingatkan bahwa harga tembaga lebih tinggi dari kenyataan. Permintaan masih relatif rendah, terutama di Tiongkok sebagai pembeli utama, dengan tingkat persediaan yang tetap tinggi dan pemasok kawat dan batang tembaga mengurangi produksi. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel