Bisnis.com, JAKARTA – Goldman Sachs memperkirakan harga minyak dunia akan tetap berada pada level rata-rata $76 per barel pada tahun 2025. Mengutip Reuters, Rabu (23/10/2024), proyeksi tersebut didasarkan pada rata-rata surplus minyak mentah dan kapasitas cadangan dari produsen besar. Di sisi lain, kekhawatiran pasar terhadap gangguan pasokan dari Iran mulai mereda. Namun, bank investasi AS mengatakan ada kemungkinan harga bisa naik pada akhir tahun ini. Hal ini karena harga Brent masih fluktuatif: “Meskipun kapasitas cadangan global mencukupi dan produksi minyak Iran sejauh ini tidak terganggu, menurut kami peningkatan pasokan pada tahun 2025 bukanlah kesepakatan yang pasti,” kata analis Goldman Sachs. Sachs mengatakan ketegangan Israel-Iran belum mempengaruhi pasokan minyak di wilayah tersebut. Di satu sisi, produsen OPEC+ memiliki cadangan yang tinggi meskipun, menurut Goldman Sachs, risiko pasokan akan tetap ada sampai konflik di Timur Tengah terselesaikan. Oleh karena itu, potensi gejolak dapat memperketat neraca minyak dunia itu sendiri yang terkoreksi pada perdagangan Selasa (22/10/2024). Hal ini sejalan dengan upaya AS untuk menerapkan kembali gencatan senjata di Timur Tengah. Selain itu, penurunan harga minyak dunia juga tidak lepas dari lemahnya permintaan di Tiongkok. Pengiriman turun 0,3% atau 26 sen menjadi dolar AS 74,03 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun 2 sen menjadi $70,54 per barel. Memang, harga minyak Brent dan WTI menutup perdagangan hampir 2% lebih tinggi pada Senin (21/11/2024). 

Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel