Bisnis.com, JAKARTA: Produsen cerutu Susilo Wonowidjojo PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) telah menginvestasikan kembali Rp 300 miliar pada anak perusahaan dan operator Bandara Dhoho, PT Surya Dhoho Investama. 

Sekretaris Perusahaan Gudang Garam Heru Budiman mengatakan perseroan telah mengumpulkan tambahan dana sebesar Rp 300 miliar sehingga total modal ditempatkan dan disetor PT Surya Dhoho Investama (SDHI) menjadi Rp 14,3 triliun. 

Dari jumlah tersebut, GGRM memiliki 14,29 juta saham atau setara Rp 14,29 triliun, sedangkan milik SDHI sebanyak satu atau Rp 1 juta. 

“Dengan bertambahnya modal disetor SDHI, maka modal perolehan SDHI juga meningkat dari 14 triliun menjadi 15 triliun. 

Perubahan besaran modal SDHI yang dituangkan dalam keputusan di luar rapat umum pemegang saham atau keputusan sirkular pada tanggal 23 Oktober 2024 akan dituangkan dalam akta perubahan peraturan SDHI. 

Heru mengungkapkan tambahan modal tersebut untuk mendukung operasional Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur, yang diresmikan oleh mantan Menteri Luar Negeri dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada 18 Oktober 2024. 

Transaksi terkait tersebut bertujuan untuk menambah modal SDHI guna menunjang kegiatan operasional Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur yang dibangun perseroan bersama SDHI, tutupnya. 

Dhoho merupakan bandara pertama di Indonesia yang dibangun melalui skema usaha patungan antara perusahaan dan instansi pemerintah (KPBU). Artinya, inisiatif proyek dalam GGRM ini berasal dari pihak swasta. 

Bandara Dhoho Kediri memiliki landasan pacu 3.300 x 60 meter, apron komersial 548 x 141 meter, dan terminal penumpang seluas 18.000 meter persegi serta mampu menampung 1,5 juta penumpang per tahun.

Bandara ini juga bisa menampung pesawat besar, seperti Boeing-777. Segala kemungkinan tersebut menjadikan Dhoho sebagai salah satu bandara dengan infrastruktur termodern di Indonesia. 

Presiden dan CEO SDHI Istata T. Siddharta mengatakan, proyek bandara ini merupakan salah satu kontribusi perseroan terhadap pembangunan infrastruktur nasional serta terbukanya komunikasi di wilayah Jawa Timur. 

“Proyek ini memberikan kontribusi besar bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia, khususnya dalam membuka koneksi dengan wilayah sekitar Wilis seperti Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo dan sekitarnya,” ujarnya. 

________________

 

Penafian: Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi yang diambil oleh pembaca.

 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel