Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan distribusi produk kemasan PT Master Print Tbk. (PTMR) berencana mencatatkan penawaran umum perdana (IPO). Harga IPO yang ditawarkan adalah Rp 125 hingga Rp 135 per saham.

Berdasarkan prospektus, Master Print akan menawarkan sebanyak-banyaknya 435 juta (435.000.000) saham biasa baru dalam IPO atas nama sebanyak-banyaknya 22,81% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. 

Harga saham yang ditawarkan berkisar Rp 125 hingga Rp 135 dengan periode book building 20 September 2024 hingga 24 September 2024.

Dengan demikian, kisaran penawaran umum perdana saham adalah Rp 54,37 miliar hingga Rp 58,72 miliar.

Sam Master Print merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 2006, bergerak dalam bidang perdagangan sebagai distributor resmi dan penyewaan barang-barang dari industri pengemasan. 

Perusahaan telah menjalin kerja sama dan kesepakatan dengan beberapa prinsipal sebagai distributor untuk pemasaran mesin dan produk konsumsinya di Indonesia. Mesin dan bahan pengemas yang dijual antara lain Tayiyeh, Rynan, Now System, Gurki, Shanghai Baixin, Dalian Sunly dan Sealed Air.

Sementara dana IPO rencananya akan digunakan perseroan, antara lain 46% atau Rp 25,09 miliar untuk membeli 247.500 saham PT Global Putra Kusum atau kepemilikan 99%. 

Kemudian, sekitar 54% digunakan untuk aset lancar seperti pembelian bahan habis pakai, mesin cetak, dan suku cadang. Kemudian menambah dan mengembangkan produk, penjualan, dan pemasaran baru.

Berdasarkan laporan keuangannya, Master Print membukukan laba bersih sebesar Rp1,05 miliar pada kuartal I-2024, meningkat 120,87% YoY (dibandingkan periode yang sama tahun lalu).

Kinerja laba Master Print ditopang oleh penjualan yang meningkat 63,78% year-on-year menjadi Rp5,5 miliar pada Maret 2024 dibandingkan penjualan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,36 miliar.

Perseroan memiliki aset sebesar Rp41,71 miliar dan liabilitas sebesar Rp15,58 miliar. Sebelum IPO, Master Print memiliki nilai ekuitas Rp 26,12 miliar. 

Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel