Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan akan ada wilayah di Indonesia yang berpotensi mengalami defisit pasokan listrik dalam 2 tahun ke depan.

Enia Listianni Dewey, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan perkiraan tersebut didasarkan pada kebutuhan listrik di beberapa daerah yang mengalami pertumbuhan signifikan. Pandemi covid-19.

“Kita akan melihat industri bergerak setelah Covid dan konsumsi listrik akan meningkat,” kata Ennia dalam Green Energy Forum, Rabu (29/5). Bahkan kami memperkirakan akan terjadi defisit listrik di sebagian Sulawesi dan Kalimantan dalam 2 tahun.” / 2024).

Enya mengatakan, selain Kalimantan dan Sulawesi, situasi serupa juga akan dihadapi Jawa dan Bali dalam 3 tahun ke depan. Seiring dengan mulai berkembangnya kegiatan industri, konsumsi listrik pun meningkat.

“Kami melihat peningkatan industrialisasi, dan sebagian besar konsumsi listrik kami ditujukan untuk konsumen, hanya untuk mengisi daya ponsel yang mulai beralih ke manufaktur.” Gas, tapi dengan listrik,” ujarnya.

Selain itu, Enya memperkirakan konsumsi listrik tahunan Indonesia berkisar 1.000 kWh per kapita. Menurut Enya, angka tersebut tergolong kecil dibandingkan konsumsi listrik negara maju yang tujuh kali lipat dibandingkan Indonesia.

“Perlu digerakkan untuk tidak mengkonsumsi lebih banyak. “Mungkin peningkatan usaha kecil dan menengah merupakan kegiatan yang lebih efisien dalam penggunaan listrik,” kata Enya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA