Bisnis.com, AMBON – Kehadiran infrastruktur Internet semakin berkembang dan berperan penting dalam mendongkrak perekonomian daerah. Laporan Google, Temasek dan Bain & Company menunjukkan bahwa pasar ekonomi digital Indonesia akan mencapai 210 hingga 360 miliar dolar pada tahun 2030. Besarnya kue digital akan digunakan oleh seluruh penduduk, dan Indonesia bukan satu-satunya pasar.
Upaya mendorong pemberdayaan ekonomi digital dapat dilakukan secara bersamaan untuk meningkatkan literasi masyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan.
Sektor swasta dan pemerintah bekerja sama untuk meningkatkan literasi digital sehingga sumber daya yang diberikan dapat meningkatkan produktivitas. Salah satu kolaborasi tersebut dapat dilihat dalam program Literasi Digital Empowernet, Embrace the Digital Age Lead the Change. Program kerjasama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Bisnis Indonesia dengan Universitas Pattimura akan dilaksanakan di Balairung Universitas Pattimura pada Selasa, 17 September 2024.
Acara ini akan dimeriahkan oleh banyak pembicara hebat seperti Rektor Universitas Pattimura, Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, Kepala Departemen Perencanaan dan Pelayanan Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika Gumalawarman, Pemimpin Redaksi dan Direktur Pemberitaan dan Produksi Harian Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin, Content Creator dan Strategi Digital Reiza Nurrafi, Pendiri oleh @Jejakmuda id Phillips Christophel Annakota, YouTuber Saya Khoko dan penyanyi populer Willy Sopacua.
Empowern3T memiliki berbagai diskusi bagus. Acara diawali dengan perkenalan dan keynote speaker oleh Prof. Fredy dan María tentang sumber daya digital dan peran lembaga pendidikan dalam menghadirkan talenta handal.
Selanjutnya DigItalk yaitu tentang akselerasi digital untuk mendorong inovasi konektivitas regional 3T. Dalam 10 tahun terakhir, operator seluler dan Bakti terus meningkatkan pembangunan infrastruktur, sehingga penetrasi Internet di Indonesia meningkat dari 32% pada tahun 2014 menjadi 79% pada tahun 2024.
Gumalawarman akan memaparkan dampak kehadiran sumber daya digital terhadap kajian inovasi dan pergerakan roda ekonomi digital di pedesaan.
Diskusi berikutnya adalah Snap, Edit, Share: Elevating Creativity in the Digital Era yang dibawakan oleh Reiza, seorang konten kreator yang berfokus pada gaya hidup, fotografi, dan topik-topik inspiratif. Reiza memiliki 54.000 pengikut di Instagram.
Lalu ada perdebatan mengenai pemberdayaan pemuda dengan tema Pemuda Berdaya di Era Digital yang dibawakan oleh Phillips, pendiri @jejakmuda.id, sebuah komunitas di Maluku Utara yang bergerak di bidang kesehatan, perumahan dan pendidikan.
Diskusi panel terakhir adalah tentang tips menjadi youtuber. Diskusi ini dimoderatori oleh pembuat konten Saya Khoko yang memiliki pengalaman luas dalam konten digital.
Dengan diadakannya acara ini, Bakti, Bisnis Indonesia dan Universitas Pattimura berharap sumber daya digital yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif sehingga potensi ekonomi digital dapat terwujud pada tahun 2030.
Sebagai negara dengan kue ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, nilai ekonomi digital Indonesia dua hingga tiga kali lipat dibandingkan pasar ekonomi digital Filipina, yang diperkirakan mencapai $80 miliar hingga $150 miliar pada tahun yang sama. Padahal pertumbuhan ekonomi digital Filipina merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 20% dan 18% untuk periode 2023-2025 dan 2025-2030. Sementara rata-rata pertumbuhan ekonomi digital Indonesia hanya 15% dan 13% pada tahun yang sama.
Prospek bagus ini tidak boleh dianggap remeh. Diperlukan upaya untuk mengembangkan talenta-talenta baru yang memiliki keterampilan digital untuk mempromosikan peluang besar ekonomi digital.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA