Bisnis.com, Jakarta – Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk. (PTRO) mencatatkan penurunan laba bersih selama sembilan bulan tahun 2024. PTRO mencatatkan laba bersih sebesar USD 2,86 juta pada akhir Q3 2024.
Berdasarkan laporan keuangan, PTRO mencatatkan pendapatan setara USD 509,91 juta atau Rp 7,72 triliun (kurs dolar JIS Rp 15.144 per USD per 30 September 2024). Pendapatan ini meningkat 21,76% dibandingkan USD 418,78 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan Petrosea didorong oleh penjualan batu bara sebesar US$45,25 juta, pendapatan konstruksi dan engineering sebesar US$226,57 juta, pendapatan pertambangan sebesar US$208,87 juta, dan pendapatan jasa sebesar US$27,4 juta.
Sedangkan pendapatan PTRO sebesar USD 134,8 juta dari PT Freeport Indonesia, USD 93,17 juta dari PT Kideco Jaya Agung, USD 13,5 juta dari PT Hardaya Mining Energy, dan USD 9 juta dari PT Kartika Serabumi Mining. 07 juta.
Sementara itu, beban operasional langsung PTRO meningkat 20,46% menjadi USD 438,03 juta dari sebelumnya USD 363,1 juta.
Meski beban usaha PTRO meningkat, namun laba kotor PTRO pada Q3 2024 tercatat meningkat sebesar 29,07% secara tahunan atau year-over-year (YoY). Laba kotor PTRO meningkat menjadi USD 71,8 juta dari USD 55,6 juta pada akhir kuartal III 2023.
Namun laba bersih PTRO turun 72,89% menjadi USD 2,86 juta atau setara Rp 43,4 miliar pada akhir Q3 2024. Laba bersih ini menurun dibandingkan US$10,57 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Hingga akhir September 2024, emiten besutan Prajogo Pangestos ini mencatatkan total aset sebesar USD 765,76 juta, naik dari USD 727,9 juta pada akhir Desember 2023.
Total utang PTRO pun meningkat dari USD 492,3 juta pada 31 Desember 2023 menjadi USD 509,5 juta pada 30 September 2024.
Sementara itu, total modal PTRO meningkat dari USD 235,63 juta pada akhir tahun 2023 menjadi USD 247,2 juta pada akhir kuartal III tahun 2024.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel