Bisnis.com, JAKARTA — Penerbit perkebunan kelapa sawit dan pengolahan CPO Rajawali Group, PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) melaporkan kenaikan laba bersih kuartal III 2024, meski perseroan melaporkan penurunan laba usaha periode Januari-September 2024.

Berdasarkan laporan keuangan, BWPT justru mencatatkan penurunan pendapatan operasional sebesar 8,88% year-on-year menjadi Rp 2,93 triliun pada Q3 2024, turun Rp 3,21 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan operasional tertinggi berasal dari produk kelapa sawit sebesar Rp 2,66 triliun, turun 8,67% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan produk inti juga turun 2,16% menjadi Rp 232,31 miliar. Selain itu, pendapatan produk buah segar turun 45,43% YoY menjadi Rp32,96 miliar pada Q3/2024.

Namun BWPT mencatat penurunan beban pokok penjualan sebesar 16,23% year-on-year menjadi Rp 2,06 triliun pada Q3 2024. Hasilnya, total pendapatan Eagle High Plantation meningkat 14,97% year-on-year menjadi Rp872,04 miliar.

Setelah dikurangi beban usaha, beban bunga, dan ditambah pendapatan bunga, BWPT membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 296,83 miliar pada Q3/2024.

BWPT juga melaporkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp178,99 miliar pada Q3/2024, meningkat 48,98% year-on-year (y-o-y) dibandingkan pendapatan periode sebelumnya. sebesar Rp 120,14 miliar.

Emiten milik Peter Sondah ini mencatatkan aset Rp 9,86 triliun untuk periode yang berakhir 30 September 2024. Aset perseroan turun Rp 10,18 triliun dibandingkan akhir tahun 2023.

Total liabilitas BWPT juga mengalami penurunan menjadi Rp7,5 triliun pada kuartal III 2024 dibandingkan Rp7,99 triliun pada akhir tahun 2023. 

Selain itu, total modal BWPT meningkat menjadi Rp2,36 triliun pada kuartal III 2024 dibandingkan Rp2,19 triliun pada akhir tahun lalu.

Harga saham BWPT juga meningkat seiring dengan pertumbuhan pendapatan perseroan. Pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (11/1/2024), BWPT mengalami kenaikan harga saham sebesar 3,12% menjadi Rp 66 per saham.

Harga saham BWPT pun mengalami kenaikan sebesar 1,54% dalam sepekan dan 13,79% dalam satu bulan. Saham BWPT juga berada di zona hijau atau naik 22,22% untuk tahun berjalan 2024.

Presiden BWPT Henderi Junaidi mengatakan, pendapatan perusahaan yang mengesankan pada Q3 2024 didukung oleh sejumlah faktor, salah satunya adalah keberhasilan perusahaan dalam mengurangi pinjaman bank sehingga menyebabkan penurunan beban bunga pinjaman sebesar 16%. ŽH.

Konsistensi BWPT juga terlihat melalui peningkatan EBITDA secara triwulanan. Pada Q3 2024, EBITDA meningkat 10% YoY dari Rp840 miliar pada September 2023 menjadi Rp924 miliar pada September 2024, ujarnya. pengumuman resmi.

Selain itu, lanjut Henderi, perseroan juga berhasil meningkatkan efisiensi biaya operasional perseroan, dimana harga pokok penjualan mengalami penurunan sebesar dua digit setiap tahunnya, sehingga BWPT berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 15% dibandingkan tahun sebelumnya. keuntungan kotor.

“BWPT mampu menerapkan strategi yang tepat dalam kondisi penuh tantangan hingga triwulan III tahun 2024. Hal ini dikarenakan BWPT menerapkan 3 strategi utama yaitu produktivitas, efisiensi dan profitabilitas sehingga laba bersih tetap tumbuh hingga posisi saat ini” , tambahnya. .

Berdasarkan alokasi modal perseroan, sedang dilakukan penanaman baru di lahan yang saat ini dimiliki BWPT untuk merangsang pertumbuhan produksi di tahun-tahun mendatang, termasuk peningkatan kapasitas pabrik untuk meningkatkan produksi CPO.

Menurut Henderi, pabrik tersebut akan mulai beroperasi pada kuartal II 2025.

Lihat Google Berita dan berita serta artikel WA lainnya