Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan biaya pembelian kendaraan listrik menjadi salah satu tantangan bagi Indonesia dalam penggunaan transportasi listrik di Indonesia.

Budi Karya menjelaskan, membeli mobil listrik membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ia juga mengatakan biaya pembelian mobil listrik bisa dua kali lipat dibandingkan biaya mobil konvensional.

Salah satu faktor utamanya adalah perbedaan harga mobil listrik atau bus yang lebih mahal 50% atau dua kali lipat dari mobil biasa, kata Budi Karya, Selasa (21/5/2024).

Menurutnya, salah satu alasan utama mahalnya harga mobil listrik adalah komponennya, terutama baterainya. Ia menambahkan, biaya pembuatan baterai kendaraan listrik yang masih tinggi juga berdampak pada harga bus.

Sementara itu, Budi Karya mengatakan pemerintah bertekad untuk terus mengembangkan program kendaraan listrik, termasuk angkutan umum. Salah satu caranya adalah dengan menerbitkan Keputusan Presiden (Perpres) No. 79/2023 tentang Percepatan Program Kendaraan Listrik Berbasis Baterai.

Belakangan, Kementerian Perhubungan juga mengembangkan program bus atau bus listrik dalam program Bus Buy Service (BTS). Dikatakannya, saat ini program bus listrik sudah ada di 2 kota yaitu Bandung sebanyak 8 bus listrik dan Surabaya sebanyak 4 bus listrik.

Budi Karya mengatakan program bus listrik BTS akan terus dikembangkan di kota-kota lain di Indonesia. Ia mengatakan, saat ini pihaknya sedang mendiskusikan pengembangan program di Bandung dan Medan dengan Bank Dunia.

Selain itu, mereka juga sedang merundingkan pembiayaan program serupa dengan investor asal Jerman, Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW). Saat ini, KfW merupakan bank pembangunan dan investasi yang dimiliki oleh pemerintah Jerman.

Budi, saat ini kedua kelompok sedang mendiskusikan rencana pembayaran kembali yang akan diberikan KfW untuk program tersebut. Sementara itu, Budi tidak merinci kapan pembicaraan kedua kelompok tersebut harus diakhiri.

“Kami juga membahas BRT [bus rapid transit] karena terkait dengan situasi pembayaran utang,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel