Bisnis.com, JAKARTA – Produksi beras mencapai US$ 1,19 miliar atau turun 8,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu pada kuartal III 2024 akibat kasus Amerika Serikat.

Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Makanan Laut dan Produk Ikan Erwin Dwiyana mengatakan penurunan impor salah satunya terjadi di pasar Amerika yang menjadi alasan memimpin pasar udang India.

Penurunan impor salah satunya terjadi di pasar AS, penurunan sebesar 9,1%, kata Erwin dalam konferensi pers di Departemen Pasifik dan Perikanan (KKP), Senin (28/10/2024).

Amerika Serikat menjadi tujuan utama pasar beras Indonesia dengan pangsa 63,7% dari total penjualan beras dan nilai ekspor pada Januari-Juni 2024 mencapai US$757,81 juta.

Selain pasar Amerika yang sedang naik, kata Erwin, pemberlakuan bea masuk antidumping menjadi salah satu penyebab menurunnya penjualan paket di Negeri Paman Sam. Ingat, ekspor beras Indonesia ke AS dibebaskan bea masuk sebesar 0%.

Karena harga input dalam bentuk deposito di bawah 6,3% mulai 1 Juni 2024 akan turun menjadi 3,9% pada 22 Oktober 2024, menurutnya hal itu menjadi tekanan bagi eksportir di negara India lainnya untuk melakukan ekspor ke luar negeri. misi.

“Harga tentunya akan lebih kompetitif dengan negara eksportir lainnya,” ujarnya. 

Seperti diketahui, Indonesia dan banyak negara lain menghadapi tuntutan sanksi finansial dan larangan pasokan produk payudara beku yang disediakan AS. Kajian dilakukan pada tahun 2022 hingga 2023.

Kasus ini bermula ketika American Shrimp Processors Association (Aspa) mengajukan petisi pada Oktober 2023 ke Departemen Perdagangan AS dan Komisi Perdagangan Internasional AS untuk meminta tarif ekspor es hangat dari Ekuador dan Indonesia. 

Kelompok tersebut juga meminta pemerintah AS untuk mengenakan tarif impor kapas dari Ekuador, India, india, dan Vietnam. 

Erwin mengatakan, pemerintah akan terus memantau dan bekerja sama dengan otoritas dan pemangku kepentingan AS untuk memastikan hasil akhir Komisi Perdagangan Internasional Amerika Serikat sesuai dengan kebutuhan Indonesia.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah akan terus melakukan langkah-langkah berikut guna meningkatkan kerja sama antar pedagang, produsen, dan petani, meningkatkan kualitas sungai dan migrasi, serta mempromosikan udang Indonesia ke pasar non-AS seperti Tiongkok. Jepang, Korea Selatan, dan Timur Tengah.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel