Bisnis.com, Jakarta – Partai Komunis yang berkuasa di China berjanji meningkatkan dukungan ekonomi. Hal ini menempatkan Tiongkok pada risiko kehilangan target pertumbuhan tahunannya karena hilangnya momentum dalam beberapa bulan terakhir. 

Melansir Bloomberg, hal itu diungkapkannya dalam pertemuan badan pengambil keputusan beranggotakan 24 orang yang diketuai Presiden Xi Jinping pada Selasa (30 Juli 2024).  

Para pemimpin berjanji akan menerapkan langkah-langkah baru pada waktunya, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Mereka juga berjanji untuk mempercepat kebijakan yang ada. 

Ketika perekonomian mengalami kesulitan untuk menahan dampak samping perubahan lingkungan eksternal, melemahnya permintaan domestik menjadi kekhawatiran. 

Dalam pertemuan ini juga diminta untuk menerbitkan dan menggunakan lebih awal obligasi khusus pemerintah daerah yang menjadi sumber dana utama proyek infrastruktur.

“(Tiongkok) memandang peningkatan konsumsi sebagai kekuatan pendorong peningkatan permintaan domestik, dan fokus kebijakan ekonomi harus beralih ke peningkatan mata pencaharian dan pengeluaran masyarakat,” kata pernyataan itu, menekankan pada layanan, pariwisata, dan perawatan lansia. 

Tiongkok mencatat tingkat pertumbuhan terburuk dalam lima kuartal terakhir. Hal ini disebabkan laju pertumbuhan ekspor yang melambat akibat perlambatan belanja konsumen. 

Hal ini dapat mengancam target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Tiongkok sekitar 5% tahun ini dan memicu seruan untuk stimulus lebih lanjut. 

Sebagai referensi, pertemuan Politbiro Juli 2024 merupakan satu dari tiga pertemuan tahunan yang membahas perekonomian. Kami mengamati pertemuan ini dengan cermat untuk melihat apakah ada tanda-tanda perubahan kebijakan. 

Menganalisis bahasa yang digunakan dalam acara-acara seperti ini penting karena para pejabat kurang terbuka dalam mendiskusikan kebijakan dengan para ahli. Penguatan kekuasaan Xi Jinping berarti keputusan ekonomi menjadi semakin transparan. 

Menjelang pertemuan tersebut, para ekonom mendesak pemerintah untuk membelanjakan uangnya lebih cepat. Belanja fiskal pada paruh pertama tahun 2024 diperkirakan turun sekitar 3% dibandingkan tahun lalu, sehingga membebani kegiatan perekonomian. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.