Bisnis.com, Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Malaysia pada kuartal II-2024 melampaui perkiraan, menandakan pemulihan yang terjadi pada awal tahun 2024 mendapatkan momentum.
Produk domestik bruto (PDB) tumbuh sebesar 5,8% pada kuartal II-2024 dibandingkan tahun lalu, menurut perkiraan awal yang dirilis Departemen Statistik pada Jumat (19/7/2024).
Angka tersebut merupakan yang tercepat sejak kuartal Desember 2022 dan mengalahkan estimasi tertinggi sebesar 5,1% dalam survei Bloomberg. Hasil ini mengikuti pertumbuhan 4,2% yang terlihat pada kuartal pertama tahun 2024.
“Perekonomian Malaysia diperkirakan akan terus tumbuh kuat, didukung oleh faktor domestik dan ekspor, dengan prospek positif hingga sisa tahun ini,” demikian pernyataan yang dikutip Bloomberg, Jumat (19 Juli).
Sedangkan data finalnya rencananya akan dirilis pada 16 Agustus 2024. Data pertumbuhan ekonomi yang kuat, serta potensi tekanan harga akibat pemotongan subsidi bahan bakar, mendukung keputusan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi.
Bank sentral Malaysia pekan lalu menunjukkan kekuatan ekonomi yang berkelanjutan, didukung oleh pertumbuhan konsumsi dan ekspor yang kuat yang didorong oleh siklus teknologi global.
Analis Bank Muamalat Malaysia Bhd, Mohd Afzanizam Abdul Rashid mengatakan angka tersebut secara signifikan melebihi ekspektasi pasar dan meningkatkan kemungkinan pertumbuhan PDB sebesar 5% tahun ini.
“Yang paling penting adalah data ini harus positif terhadap ringgit karena BNM tidak akan mengubah arahnya. Parameter pertumbuhan sekarang terlihat bagus,” jelasnya.
Menurut analis Maybank Investment Bank Suhaimi Elias dan Wong Chew Hanna dalam laporannya minggu ini, Malaysia akan memperoleh manfaat dari tiga perkembangan positif tahun ini, yaitu peningkatan investasi swasta, pemulihan permintaan eksternal, dan ketahanan belanja konsumen.
Malaysia juga baru-baru ini menarik investasi miliaran dolar dari perusahaan seperti Google dan Microsoft Corp. Pasalnya, Perdana Menteri Anwar Ibrahim memposisikan Malaysia sebagai hub teknologi regional.
Pada saat yang sama, ekspor meningkat selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Juni 2024 dan diperkirakan akan terus meningkat. Bantuan langsung tunai (BLT) dan kenaikan gaji pegawai pemerintah juga akan mendukung konsumsi dalam negeri.
Namun, pemulihan ekonomi yang tidak merata atau lambat di Tiongkok, mitra dagang terbesar Malaysia, dapat mengaburkan prospek negara tersebut karena negara tersebut juga bergantung pada wisatawan dan investasi dari negara “tirai bambu” untuk menopang perekonomian.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.