Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerima pembiayaan utang sebesar Rp347,6 juta hingga akhir Agustus 2024 dari APBN.

Wakil Menteri Keuangan I Suahasil Nazara menjelaskan, pemerintah menyediakan Rp648,1 juta dari APBN 2024 untuk pembiayaan utang. Biaya ini berasal dari ‘uang utang’ atau surat berharga negara (SBN).

“Pembiayaan utang yang dicapai sampai dengan 31 Agustus sebesar Rp347,6 triliun. Ini 53,6% dari target APBN,” kata Suahasil saat rapat APBN kita di kantor Kementerian Keuangan, Senin (23/9/2024).

Dijelaskannya, kesepahaman ini digunakan untuk dua fasilitas pembiayaan, SBN (net) sebesar Rp310,4 triliun dan Pinjaman (net) sebesar Rp37,2 triliun.

Selain itu, Suhasil menjelaskan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terdapat sedikit peningkatan. Hingga akhir Agustus 2023, eksekusi pembiayaan utang baru Rp 198,7 juta.

Suhasil mengaku pemerintah tidak khawatir, meski ada rencana peningkatan dana yang mengalir ke pasar berkembang seperti Indonesia setelah anggaran federal dipotong menjadi 50 persen pada bulan ini.

“Aliran ini memungkinkan kita untuk mempertahankan bahkan meningkatkan suku bunga dan suku bunga kita, ini merupakan perkembangan yang baik dan harus kita pertahankan dengan memperhatikan pemanfaatan pasar keuangan dunia,” ujarnya.

Diakuinya, APBN berhasil menghimpun utang pada tingkat yang wajar dengan memperhatikan defisit dan likuiditas pemerintah serta dinamika pasar uang.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel