Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memperkirakan kebutuhan anggaran mencapai 466 triliun dolar untuk pembangunan ibu kota baru IKN. Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan hanya menggunakan 20% dari total kebutuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Namun setidaknya hingga 21 September 2024, dengan tetap dilaksanakannya investasi non-APBN, pemanfaatan APBN pada proyek-proyek eksisting telah mencapai 49%.

Agung Wikaksono, Wakil Ketua Dewan Pendanaan dan Investasi IKN, menjelaskan saat ini ada tiga jenis pendanaan IKN, yakni APBN, investasi langsung, dan Program Kemitraan Pemerintah-Bisnis (KPBU). Tiga sumber pendanaan yang disalurkan di IKN kini sebesar Rp 167,4 triliun.

“Ada tiga proyek pembiayaan, kalau tidak salah APBN pertama yang dibangun PUPR [Kementerian] Rp 82,5 triliun. Investasi langsung kedua Rp 57 triliun, berlanjut hingga jeda ke-7,” kata Agung. . Rapat di Kementerian PUPR, Sabtu (21/21/2024).

Volume investasi akan meningkat sesuai minggu ke-8 minggu depan. Ada lima investor, tiga di antaranya berasal dari China, Australia, dan Rusia. 

Meski pendiri ke-8 ini tidak membeberkan besaran investasinya, Manajemen IKN sebelumnya mengungkapkan Delonix akan berinvestasi Rp 500 miliar dari perusahaan asal China, dan Rp 150 miliar akan dikeluarkan oleh Australian Independent. Sekolah.

“Ketiga KPBU pembiayaan. Startup di bisnis KPBU ada sembilan, kalau dihitung semuanya jumlahnya sekitar 27,9 triliun. Tiga di antaranya sudah dibangun, masuk, dan sudah beroperasi,” ujarnya. Besar.

Jika dihitung persentase dari total anggaran Rp 167,4 triliun yang dialokasikan ke IKN, maka 49,28% berasal dari APBN, disusul 34,05% dari investasi langsung, dan 16,66% dari rencana KPBU.

Sedangkan anggaran APBN untuk pengembangan IKN pada tahun 2025 sebesar $13,21 triliun. Jumlah tersebut meningkat menjadi Rp 9,11 triliun dari semula Rp 4,13 triliun. Perkembangan ini terjadi setelah Kementerian Pertanian dan Pembangunan Perdesaan menyetujui kenaikan sebesar Rp 40,59 triliun menjadi Rp 116,22 triliun pada tahun 2025, dari sebelumnya Rp 75,63 triliun.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel