Bisnis.com, JAKARTA – Analis mengungkapkan larinya investor asing dari pasar modal Indonesia masih dipengaruhi sentimen eksternal. Sedangkan sepanjang Oktober 2024 akan dikeluarkan dana asing sebesar Rp 11 triliun.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan sentimennya bermula dari terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dengan kebijakan proteksionisme dalam negeri.
Menurutnya, kebijakan yang diusung dan diterapkan oleh pemerintahan baru Amerika akan lebih ditujukan pada perekonomian Amerika itu sendiri.
“Hal ini diperkirakan akan menyebabkan keluarnya negara-negara emerging market dan kembali ke AS. Kebijakan ini juga yang memperkuat dolar AS terhadap rupee belakangan ini,” ujarnya, Jumat (15/11/2024).
Sementara itu, Nafan Aji Gusta, Analis Pasar Senior Mirae Asset Sekuritas, mengatakan pasar sebenarnya bereaksi ketika melihat data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
“PPI AS mengalami pertumbuhan, sehingga peluang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga utamanya pada bulan Desember tetap besar,” ujarnya.
Menurutnya, ke depan The Fed akan lebih cenderung mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penerapan kebijakan pelonggaran moneternya. Menurutnya, sentimen tersebut mengoreksi pergerakan pasar dan terjadi arus keluar.
Sedangkan dana asing sebesar Rp 6,340 miliar keluar dari pasar modal Indonesia pada perdagangan pekan terakhir, menurut data RTI.
Berdasarkan data Schroders Indonesia, pada Oktober 2024, IHSG mencatatkan kenaikan kinerja sebesar 0,61% secara bulanan dengan aliran dana asing keluar sebesar Rp 11 triliun.
Selain itu, imbal hasil obligasi global juga mengalami tekanan pada bulan Oktober akibat dampak rendahnya suku bunga. Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6,00% pada rapat Dewan Gubernur Oktober 2024.
MNC Sekuritas merekomendasikan saham-saham yang perlu diperhatikan antara lain BBRI, ADRO, BMRI dan BRIS. Sementara Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan pemantauan saham BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, ITMG dan TLKM.
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel