Bisnis.com, JAKARTA — Bank-bank besar di Indonesia milik konglomerat atau perusahaan ‘crazy rich’ mencatatkan rekor kenaikan pada kuartal I 2024.
Seperti diketahui, bank milik konglomerat Indonesia seperti PT Bank Central Asia Tbk. (PBCA) dimiliki oleh Hardon bersaudara PT Bank Ina Bertana DBK. Anthony Saleem Holdings (BINA) merilis kinerja keuangan tiga bulan pertama tahun ini.
Amin Noordin, Dosen Senior Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), menilai bank milik konglomerat memiliki banyak keunggulan karena bank tersebut memiliki ekosistem dukungan kelompok usaha sehingga operasional perbankan menjadi lebih dinamis.
Tidak hanya itu, dengan ekosistem yang lebih luas, bank dapat meminjam dengan aman dan menampung uang pihak ketiga (TPK) yang lebih murah.
“Bank koperasi juga modalnya banyak, jadi bisa ekspansi apa saja. Lalu pembagian mitra pengelolanya kuat. dukungan finansial dan ini diperlukan untuk menjaga kinerja bank,” ujarnya, Jumat (10/5/2024).
Aviliani, pengamat ekonomi, mengatakan para pemain di sektor keuangan hanya mengandalkan persaingan serius di ekosistem. Ekosistem yang lebih luas, pemenangnya.
Fakta bahwa ada persaingan tertentu adalah hal yang luar biasa, yang membuat margin menjadi lebih tipis. Kemudian bank mendorong efisiensi. Di masa depan, bank akan memiliki ekosistem yang lebih berkelanjutan dibandingkan mereka yang tidak, katanya kepada Business baru-baru ini.
Bank-bank kelompok konglomerat ini mempunyai modal inti berbeda (KBMI) dengan modal inti Rp 6 triliun, KBMI 2 Rp 6 triliun-Rp 14 triliun, KBMI. Rp14 triliun -Rp70 triliun dan modal inti KPMI IV Rp70 triliun.
Jika dihitung-hitung, aset Hardono kakak beradik BCA itu bakal menduduki peringkat teratas dengan aset Rp 1.444 triliun per Maret 2024, naik 9,25%. 2013
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan peningkatan penyaluran kredit perbankan disebabkan tingginya proporsi permintaan konsumen.
Dalam jumpa pers bulan lalu (22/4/2024) yang memaparkan kinerja triwulan I tahun 2024, beliau menyampaikan: “Hingga Maret 2024, kepercayaan konsumen tetap terjaga dengan baik dengan minat yang besar terhadap BCA Expoversaria.”
Selain itu, PT Bank Panin Tbk. (PNBN) atau PaninBank melaporkan total aset sebesar Rp 222 triliun, meningkat 7,45% dibandingkan Rp 206,6 triliun pada periode yang sama tahun 2023.
Dalam rangka pemegangnya, Mumin Ali merupakan salah satu pemegang saham pengendali di Bank Panin melalui PT Panin Investment.
“Total kredit meningkat 5,3% menjadi Rp146,05 triliun terutama pada segmen ritel dan komersial yang tumbuh di tengah lemahnya permintaan kredit pada awal tahun 2024,” ujar Hervidayatmo, Direktur Utama PaninBank.
Di posisi ketiga muncul nama PT Bank Mayapada Tbk. (MAYA) dimiliki oleh Datuk Seri Tahir, aset perseroan meningkat 2,12% year on year dari Rp 142,34 triliun menjadi Rp 145,36 triliun.
Selain itu, PT Bank Mega Tbk. (MEGA) yang turun 3,09% yoy dari sebelumnya Rp 126,53 triliun.
Dari sisi volume pinjaman, Bank Mega menyalurkan dana sebesar Rp65,51 triliun per Maret 2024 atau turun 5,03% dari Rp68,99 triliun per Maret 2023.
Kecuali PT Bank Sinarmas Tbk. (PSIM) yang didirikan pada tahun 1989 oleh mendiang Eka Djipta Widjaja melaporkan aset sebesar Rp52,22 triliun, naik 10,29% yoy dari sebelumnya Rp47,35 triliun.
Indeks Aset Bank Masyarakat Milik Konglomerat Indonesia Triwulan I/2024
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel