Bisnis.com, JAKARTA – Emiten baru IPO ISEA, GOLF dan afiliasi BLES Hermanto Tanoko membukukan return positif pada minggu pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI).

PT Indian Beauty Seafood Tbk. (ISEA), PT Unggul Prima Sukses Tbk. (BLES) dan PT Intra Golflink Resorts Tbk (GOLF) resmi diluncurkan di BEI pada Senin (7 Agustus 2024). Saham ketiganya terus meningkat selama seminggu terakhir.

Khusus saham ISEA menguat 40,80% ke Rp 352 pada akhir perdagangan Jumat (12 Juli 2024). Sementara itu, saham GOLF dikabarkan naik 15% menjadi Rp 230 pada periode yang sama.

Sedangkan saham BLES milik Hermanto Tanoko Group menguat 40,98% ke Rp 258 hingga akhir pekan II Juli 2024.

Superior Prima Success telah menyelenggarakan penerbitan saham publik sebanyak 1,31 miliar saham atau setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor pasca IPO. BLES telah menetapkan harga penawaran umum perdana sahamnya pada harga Rp 183.

Alhasil, perusahaan yang bergerak di industri batu bata ringan dan mortar semen ini mendapat dana baru Rp 240,42 miliar melalui penawaran umum perdana.

Hermanto Tanoko Group melalui PT Tancorp Investama Mulia menjadi salah satu pemegang saham BLES.

Tancorp Investma Mulia dikabarkan memegang 11,35% saham BLES jelang IPO atau setara 845 juta saham. Setelah penerbitan perdana, rasio kepemilikan saham akan menjadi 9,65%.

Sedangkan Hermanto Tanoko tercatat sebagai direktur utama Tancorp Investma Mulia.

Pada saat yang sama, GOLF akan menerbitkan saham baru melalui penawaran umum perdana (IPO) dengan total emisi sebanyak 1.950.000.000 lembar saham atau setara dengan 10,01% dari total modal ditempatkan dan disetor, dengan harga per saham pasca IPO sebesar Rp 200. Alhasil, total emisi festival tersebut mencapai Rp390 miliar.​

Merujuk pada Surat Edaran (SE) Otoritas Jasa Keuangan (SE) No. 15/2020 V, batas minimal alokasi terpusat alokasi IPO GOLF adalah 10% dari nilai emisi atau Rp 37,5 miliar atau sesuai kebutuhan. besar

Mengacu pada aturan tersebut, total nilai IPO GOLF yang dialokasikan kepada investor ritel melalui merger adalah Rp 39 miliar.​

Artinya, jumlah pemesanan saham GOLF di pasar perdana jauh lebih tinggi dibandingkan alokasi terpusat. Dengan kata lain, alokasi terpusat menerima 27 kali lipat permintaan, kata Dwi Fabri, Presiden Intra Golflink Resorts, Jumat. 2024 mengeluarkan pernyataan resmi pada 7 Mei.

Komisaris Utama GOLF Darma Mangkuluhur Hutomo mengatakan persaingan yang dihadapi perseroan saat ini bukan domestik melainkan internasional, terutama dengan negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam dan Thailand.

“Thailand merupakan destinasi wisata golf terbesar di Asia Tenggara, dengan 6 juta wisatawan yang berkunjung ke Thailand setiap tahunnya, yang sebagian besar berasal dari Korea Selatan dan Jepang untuk wisata golf. Makanya salah satu pesaing kami adalah Thailand, Vietnam, dan Filipina. katanya saat kuliah umum GOLF di Jakarta, Rabu (19 Juni 2024).

Putra sulung Tommy Soeharto ini juga mengakui ekosistem golf Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain. Oleh karena itu, mereka berkomitmen berinvestasi besar-besaran untuk menciptakan ekosistem wisata golf di Bali.

“Jadi kalau kita tidak berinvestasi maka Indonesia akan tertinggal. Sekarang rata-rata jumlah pegolf di Indonesia hanya 250.000 orang setiap tahunnya.” Jika kita berinvestasi maka kita bisa merebut pangsa pasar wisatawan Jepang dan Korea yang datang ke Indonesia .Hasilnya akan sangat baik bagi Indonesia,” imbuhnya.

Di sisi lain, Chairman Indo-American Seafood Corporation Ibnu Saina Alfitra menjelaskan, saat ini pihaknya tengah membidik pasar baru di Eropa sebagai tujuan ekspor.

“Kami sudah mencari pasar di Eropa dan China pada tahun ini dan berharap bisa sampai di akhir tahun,” kata Ibnu dalam konferensi pers, Senin (8 Agustus 2024).

Lebih lanjut Ibnu menjelaskan, selama ini produk ISEA sebagian besar diekspor dibandingkan yang dijual di pasar lokal. Negara yang mendominasi penjualan adalah Amerika Serikat, sedangkan 98% sisanya berasal dari Jepang dan negara lainnya.

ISEA sendiri memproduksi produk olahan udang, antara lain udang mentah, udang matang, dan produk bernilai tambah yang sebagian besar diekspor ke Amerika Serikat dan Jepang. Pada 2023, total volume ekspor perseroan mencapai 1.500 ton.

Sejalan dengan tujuan memperluas pasar ekspor, ISEA menargetkan pendapatan sebesar Rp398,6 miliar dan laba bersih sebesar Rp27 miliar pada tahun 2024.

Sementara itu, ISEA memiliki 96 kolam budidaya, 32 di antaranya aktif beroperasi melalui anak perusahaannya.

Target Ibnu, pada akhir tahun 2024, ISEA dapat meningkatkan produksi hingga 90% dari kapasitas atau sekitar 86 tambak yang aktif beroperasi.

Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel