Bisnis.com, JAKARTA – Seiring bertambahnya usia, kemampuan kognitif otak manusia cenderung menurun. Namun, hal ini bisa dilatih dan dicegah pada usia 30 tahun.
Center for Memory and Aging di University of California, San Francisco mengatakan, kemampuan berpikir seseorang mencapai puncaknya pada usia 30-an dan rata-rata terus menurun seiring bertambahnya usia.
Sebagian besar penurunan yang berkaitan dengan usia ini mencakup berpikir lambat, kesulitan berkonsentrasi, kesulitan melakukan banyak tugas, dan mengingat informasi penting.
Eliza Hartley mengatakan di Herald bahwa masalah pada pikiran juga disebabkan oleh kebiasaan tersembunyi yang sering dilakukan tanpa disadari. Kebiasaan-kebiasaan tersebut pada akhirnya dapat merusak kejernihan mental, ketenangan dan fokus seseorang seiring bertambahnya usia. Menurutnya, ada sembilan kebiasaan yang bisa menghentikan pertumbuhan pikiran. Simak 9 kebiasaan yang harus ditinggalkan untuk memperkuat kemampuan memahami dan menguatkan pikiran: 1. Sangat bergantung pada teknologi
Di era digital ini, teknologi telah mengambil alih sebagian besar pekerjaan manusia. Meskipun perkembangan tersebut dapat membuat hidup lebih mudah, namun cenderung membuat pikiran masyarakat menjadi malas.
Penelitian menunjukkan bahwa ketergantungan pada teknologi menyebabkan gangguan kognitif, termasuk masalah memori, kemampuan penalaran, dan pemecahan masalah. Terlalu mengandalkan teknologi juga dapat menyebabkan stagnasi mental dimana seseorang tidak lagi mau berpartisipasi dalam lingkungan sosial. 2. Abaikan olahraga
Tubuh yang sehat melahirkan pikiran yang baik. Kurangnya olahraga dapat membuat pikiran Anda terlihat kabur dan sulit fokus pada tugas. Olahraga tidak hanya menyehatkan tubuh, tapi juga pikiran. Olahraga meningkatkan konsentrasi, meningkatkan daya ingat dan merangsang pertumbuhan sel-sel otak baru. 3. Makan terlalu banyak gula
Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat memengaruhi kesehatan kognitif seseorang dalam jangka panjang. Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak gula dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan saraf seperti penyakit Alzheimer dan kehilangan ingatan. 4. Kurang tidur
Saat tidur, otak akan beroperasi dan memfokuskan memori sehingga dengan tidur yang cukup, otak dapat berfungsi dengan baik. Jika Anda terus menerus mengalami insomnia, otak tidak akan mampu menjalankan fungsi vitalnya dengan baik.
Hal ini dapat menyebabkan masalah kognitif seperti kesulitan berkonsentrasi dan kesulitan mengambil keputusan. Selain itu, kurang tidur dapat memicu masalah psikologis jangka panjang seperti depresi dan kecemasan. 5. Selalu hidup di masa lalu
Terjebak di masa lalu selalu dapat menghambat ketangkasan mental seiring berjalannya waktu. Mengingat peristiwa negatif di masa lalu secara terus-menerus dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan masalah kognitif yang serius. Daripada terus menerus mengingat kejadian masa lalu, otak harus distimulasi agar pikiran bisa terus berkembang. Aktivitas yang dapat merangsang otak antara lain membaca buku, memecahkan teka-teki, dan mengobrol dengan orang lain. 6. Pisahkan diri Anda dari masyarakat
Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi dan komunikasi. Jika seseorang mengasingkan diri dari lingkungannya, otak manusia kehilangan kemampuannya untuk merespons situasi seperti kemampuan berempati, bereaksi, dan bahkan berpikir. Kegiatan sosial membuat orang sibuk dan aktif serta baik untuk perkembangan otak. 7. Selalu merasa nyaman.
Kebiasaan yang berulang-ulang dapat menyebabkan pikiran mandek. Orang harus melakukan aktivitas baru yang menantang otak agar bisa aktif.
Pengalaman baru ini bisa dimulai dari hal kecil terlebih dahulu, seperti mendapatkan passion baru, mencoba resep baru. Dengan begitu, otak akan terstimulasi dan menghasilkan sel-sel baru yang penting untuk menjaga kesehatan kognitif seiring bertambahnya usia. 8. Mengabaikan masalah kesehatan mental
Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Mengabaikan tanda-tanda masalah kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi dapat berdampak serius pada kesehatan kognitif dan memengaruhi konsentrasi, memori, dan bahkan pengambilan keputusan. 9. Mengabaikan pelajaran seumur hidup
Jika Anda ingin pikiran Anda semakin tajam seiring bertambahnya usia, jangan berhenti belajar dan teruskan aktivitas brainstorming. Belajar dari kehidupan ini dapat meningkatkan kesehatan mental dengan membangun koneksi saraf baru dan meningkatkan fleksibilitas mental. (Jesslyn Samantha Rumiris Lumbantobing)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel