Bisnis.com, Jakarta — Perusahaan produsen vaksin Covid-19 baru-baru ini mengakui vaksin buatannya memiliki efek samping terkait trombositopenia, khususnya vaksin AstraZeneca.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sindrom trombositopenia (TTS) adalah penyakit langka dan serius yang ditandai dengan rendahnya jumlah trombosit dan pembekuan darah.

TTS terlihat pada banyak orang setelah menerima vaksin AstraZeneca Covid-19 yang ditarik dari peredaran di Indonesia pada tahun 2021.

Lalu bagaimana cara mengecek jenis vaksin yang kita terima selama program vaksinasi Covid-19?

Pada tahun 2022, Kementerian Kesehatan resmi melaksanakan pengalihan aplikasi PeduliLindungi ke ponsel SatuSehat. Aplikasi ini juga dapat digunakan untuk melacak jenis vaksin yang Anda terima selama program vaksinasi Covid-19. Cara pengecekan jenis vaksin Covid-19:

1. Download aplikasi SatuSehat dari Playstore/Appstore di gadget Anda

2. Masuk ke aplikasi menggunakan nomor ponsel atau email Anda

3. Setelah masuk ke aplikasi, pilih menu “Vaksin dan Imunisasi”.

4. Pilih menu “Vaksin dan Sertifikat Vaksinasi”.

5. Pilih menu “Vaksin dan vaksinasi lainnya”.

6. Klik nama Anda

7. Klik pada riwayat vaksin yang ingin Anda lihat.

Selain mengecek riwayat jenis vaksin, Anda juga bisa melihat tanggal dan tempat penyuntikan dosis pertama, dosis kedua, booster pertama, dan booster kedua vaksin Covid-19.

Setelah memverifikasi riwayat vaksinasi, Anda juga dapat mengunduh sertifikat vaksinasi yang dapat ditemukan di folder File atau Download di gadget Anda.

Namun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia memastikan belum ada laporan TTS terkait vaksin Covid-19 di Indonesia.

Menurut BPOM, vaksin AstraZeneca Covid-19 telah disetujui BPOM pada 22 Februari 2021, dan telah digunakan lebih dari 73 juta dosis dalam program vaksinasi di Indonesia.

Di Indonesia, keamanan vaksin diawasi oleh Kementerian Kesehatan bersama Komite Nasional Investigasi dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Imunisasi (Komnas PP KIPI). Pemantauan tersebut mencakup surveilans aktif terhadap Kejadian Tidak Diinginkan (AEC) pada program vaksinasi Covid-19 di 14 rumah sakit sentinel (lokasi surveilans aktif) di 7 provinsi Indonesia selama periode Maret 2021 hingga Juli 2022. .

Hasil penelitian ini menunjukkan manfaat pemberian vaksin Astrazeneca Covid-19 lebih besar dibandingkan risiko efek sampingnya.

Selain itu, belum ada laporan kejadian terkait keselamatan, termasuk kejadian TTS terkait vaksin Astrazeneca Covid-19 di Indonesia, hingga April 2024.

WHO juga menyoroti kasus TTS terkait vaksin Covid-19 Astrazeneca tergolong langka, atau kurang dari 1 dalam 10.000 kasus.

Kasus TTS yang sangat jarang terjadi ini terjadi 4 hingga 42 hari setelah pemberian dosis vaksin AstraZeneca Covid-19.

Sementara itu, vaksin AstraZeneca Covid-19 saat ini tidak digunakan dalam program vaksinasi atau vaksinasi, dan berdasarkan hasil surveilans dan pemantauan BPOM menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca Covid-19 saat ini belum tersedia di Indonesia.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA