Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa properti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jakarta dikabarkan akan dialihkan ke investor. Hal ini terjadi sehubungan dengan pengalihan status ibu kota Jakarta menjadi ibu kota negara kepulauan (IKN).
Salah satu contohnya adalah PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) yang saat ini diketahui tengah melakukan persiapan untuk mengosongkan dua gedung perkantorannya di Jakarta, yakni Danareksa Tower dan BSI Tower.
Konsultan real estate Indonesia Jones Lang Lasalle (JLL) pun mengomentari rencana tersebut. Pimpinan JLL Indonesia Yunus Karim mengindikasikan kemungkinan penjualan kedua aset PTPP tersebut masih besar.
Menurut dia, investor bisa memanfaatkan aset milik perusahaan pelat merah untuk hotel dan data center.
“Banyak investor yang masih mencari pergudangan modern, rumah pedesaan, hotel, dan masih banyak alternatif sektor seperti data center, universitas, sekolah, dan rumah sakit, jadi peluangnya ada,” kata Yunus saat ditemui di SCBD Jakarta, Senin (13/5/2018). 2024).
Pada saat yang sama, Yunus menyoroti kemungkinan pengalihan fungsi aset yang akan dilepas Kementerian BUMN.
Dia mengatakan, idealnya kedua ruang perkantoran tersebut disulap menjadi pusat perekonomian sesuai dengan rencana tata ruang Jakarta setelah status Daerah Khusus Ibu Kota (SRC) dialihkan menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
“Bisa bicara retail atau pusat perbelanjaan, mungkin lagi perkantoran, apartemen, jadi banyak tergantung bagaimana perubahan ini bisa mendukung tujuan Jakarta ke depan,” ujarnya.
Perhatian : Sekretaris Perusahaan, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), Bakhtiyar Efendi mengungkapkan rencana penjualan aset real estate tersebut akan dilaksanakan melalui program Dana Real Estate yang dikelola PT Danareksa (Persero).
“Saat ini sedang dibahas oleh tim yang dibentuk Kementerian BUMN. Kami juga terlibat karena portofolio BOT kami Danareksa Tower dan BSI Tower masih dalam tahap pembangunan,” ujarnya.
Bakhtiyar mengaku pihaknya mendukung penuh rencana strategis Kementerian BUMN untuk menata aset BUMN guna menciptakan pusat perekonomian baru di kawasan Monas.
Namun Efendi hingga saat ini mengaku belum bisa meneruskan rencananya melepas kedua properti tersebut. Sebab, hal tersebut masih menjadi perdebatan.
“Nanti kita bicarakan kerja sama dan konstruksi pelepasan investor yang berminat,” tutupnya.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Erick Thohir menawarkan 13 aset BUMN di kawasan Monas kepada pengusaha Hong Kong pada akhir Maret 2024. Hal itu dilakukan agar perangkat BUMN tidak terbengkalai di kemudian hari.
“Misalnya di Pertamina ada gedung baru, tapi gedung lama kosong. Sayang sekali jika tidak menciptakan nilai. Makanya kemarin kami roadshow ke Realtors yang menginginkan ini, kata Erick.
Erick menyatakan, ada perusahaan asal Hong Kong yang berminat. Namun Ketum PSSI belum mau membeberkan apa pun karena belum ada kesepakatan resmi antar pihak.
“Saya belum bisa bicara soal siapa pun karena ini belum hitam-putih. “Tentunya kita juga harus mendorong yang namanya penciptaan nilai, di mana kita harus meningkatkan aset-aset BUMN yang belum maksimal,” tutupnya.
Lihat berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel