Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen PT Barito Renewable Energy Tbk. (BREN) mengatakan keluarnya perseroan dari indeks FTSE Large Cap terjadi karena terkonsentrasinya kepemilikan saham perseroan oleh 4 pemegang saham.

Direktur PT Barito dan sekretaris perusahaan Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) Murley mengklaim aturan ini digunakan FTSE Russell untuk mengeluarkan perusahaan tersebut dari indeks pada 19 September 2024.

Hal tersebut tertuang dalam laporan FTSE Russell, Kamis (19/9/2024). BREN FTSE kemudian keberatan dengan terbitnya surat Russell.

Bahkan, emiten Prajogo Pangestu masuk dalam indeks bergengsi pada 23 Agustus 2024. Kejadian serupa terjadi pada 4 Juni 2024 ketika BREN dicopot dari daerah pemilihan pada 24 Mei 2024.

Pada Kamis (24/10/2024), Murley mengatakan kepemilikan BREN di indeks FTSE Russell terkait dengan konsentrasi 4 pemegang saham atau 97% dari total saham BREN.

Murley menolak anggapan perusahaan tersebut dikeluarkan dari indeks karena tidak mematuhi aturan sirkulasi bebas.

“Pertama-tama, kami ingin menarik perhatian pada fakta bahwa kami tidak mematuhi peraturan perenang bebas.”

Pada 22 September 2024, Merli menjelaskan kepemilikan saham 4 pemegang saham yang diwakili oleh FTSE Russell itu diungkapkan dalam rencana IPO 2023 ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Data sampai dengan 19 September 2024. PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) memegang 64,666% saham, disusul Green Era Energy Pte Ltd dengan 23,603% saham. Kedua perusahaan ini berhubungan langsung dengan Prajogo Pangestu.

Sedangkan Jupiter Tiger Holdings memiliki 3.941 persen saham dan Prime Hill Funds memiliki 3.761 persen saham di BREN. Saham dua perusahaan terakhir ini masuk dalam kategori free float berdasarkan aturan BEI.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 19 September 2024, jumlah saham yang memenuhi syarat free float berdasarkan aturan BEI adalah sebanyak 15.601.235.234 saham atau 11,66%.

Jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan persentase free float dalam prospektus IPO yang menyebutkan sebanyak 15.694.413.334 atau 11,73% free float.

“Saat IPO, kepemilikan saham keempat pemegang saham tersebut adalah 97% dan dijelaskan tidak berubah,” kata Merli.

Diberitakan sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang menyelidiki indikasi penipuan perdagangan atau manipulasi pasar saham di BREN dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (KUAN).

Inarno Djajadi, Direktur Pengawasan Pasar Modal, Pemulihan Keuangan, dan Pertukaran Karbon OJK, mengatakan proses uji coba saham BREN dan CUAN masih berlangsung.

Inarno melalui balasan tertulis, Rabu (10/2/2024) mengatakan OJK telah melakukan pemeriksaan menyeluruh dan mendalam, termasuk memeriksa tanda-tanda perdagangan semu atau manipulasi pasar lainnya.

Menurut dia, setiap temuan akan dievaluasi sesuai aturan dan standar terkait. Jika terbukti benar, OJK akan menegakkan hukum secara tegas sesuai peraturan perundang-undangan terkait.

Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA