Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Pengawasan Keuangan (OJK) menindaklanjuti hasil uji Badan Pengawasan Pusat (BPK) yang menunjukkan aturan regulator belum memuaskan.
Saat ini ujian tersebut masuk dalam Ikhtisar Hasil Ujian (IHPS) II 2023.
Pertama, BPK menyatakan Rencana Pengembangan Bank Syariah Indonesia 2020-2025 tidak memuat strategi penguatan permodalan Bank Pembangunan Syariah Daerah (BPD) sesuai dengan tujuan pembentukan BPD yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962. tentang Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah.
Kedua, BPK berkesimpulan bahwa peraturan OJK tidak mengatur aturan pelaksanaan pengurusan BUS dan UUS, dan tetap mengacu pada peraturan Bank Indonesia.
Kepala Literasi, Inklusi dan Komunikasi Keuangan OJK Aman Santosa mengatakan, OJK sendiri telah merilis Rencana Pengembangan dan Penguatan Syariah Bank Indonesia (RP3SI) 2023-2027 pada 27 November 2023.
“[Visi] mengembangkan keuangan syariah yang sehat, efisien, berkeadilan, dan kompetitif serta berperan penting dalam perekonomian nasional untuk memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (6/6). /2024). )
Selain itu, rencana tersebut memuat rencana aksi dan rencana implementasi setiap pilar dan strategi dalam RP3SI.
Oleh karena itu, kata Aman, OJK pun telah menyiapkan POJK Nomor 17 Tahun 2023 tentang Tata Usaha Bank Umum yang diterbitkan pada 14 September 2023.
POJK ini akan mengatur aspek administrasi umum terkait bank umum konvensional, bank umum syariah, dan unit usaha syariah, ujarnya.
Selain itu, untuk memudahkan pelaksanaan kewenangan penerapan prinsip syariah, OJK menerbitkan POJK No. 2 Tahun 2024 pada tanggal 15 Februari 2024 tentang Penerapan Tata Kelola Syariah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel