Bisnis.com, Jakarta – PT Pertamina Geotermal Energy Tbk. ( PGEO ) atau PGE menjadi pendorong penyerapan belanja modal (Capex) pada paruh kedua tahun ini.
Direktur Utama PGEO Julfi Hadi mengatakan, perusahaannya adalah Lumut Balai Unit 1 dan 2; Proyek Hululais; Lahendong, Kamojang, Ia mengatakan, alokasi modal untuk beberapa proyek organik seperti proyek Ulubelu dan Kotamabagu akan diserap secara agresif.
“Kami yakin pertumbuhan organik akan menyerap sebagian besar belanja modal yang kami alokasikan sebelumnya,” kata Direktur Utama PGEO Julfi Hadi saat dikonfirmasi, Kamis (15/6/2024).
Seperti diketahui, Capex hanya mencapai 51,96 juta atau setara Rp 839,15 miliar (dengan kurs Rp 16.150 per dolar AS) pada semester I/2024.
Penyerapan anggaran belanja tersebut sebesar 21,03% dari total alokasi belanja modal PGEO tahun ini yang berjumlah sekitar $247 juta atau Rp 3,98 triliun.
Penyerapan capex pada periode ini adalah untuk Proyek Lumut Balai Unit 1 dan 2; Proyek Hululais, Eksplorasi Kotamabagu, US$ 28,87 juta telah dialihkan untuk pengembangan ekonomi Unit Eksplorasi 7 dan 8 Lahendong, serta pengeboran WK baru dan eksisting. proyek.
Selain itu, Kamojang, Lahendong, Ulubelu, Karaha, Biaya pengembangan non-komersial untuk pemeliharaan di lokasi Sibayak dan Lumut Balai adalah $23,09 juta.
“Kami juga terus mengkaji peluang perluasan investasi anorganik sejalan dengan inisiatif yang dilakukan sehubungan dengan kunjungan baru-baru ini ke Turki dan Kenya,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, PGEO membukukan laba sebesar US$96,26 juta atau meningkat 3,80% dari US$92,74 juta pada periode yang sama tahun 2023. Karena keuntungan selisih kurs dan beban bunga yang lebih rendah.
Laba bersih ini lebih tinggi dibandingkan target rencana bisnis dan anggaran perseroan sebesar US$59 juta pada semester I-2024.
Hingga 6 bulan pertama tahun 2024, badan usaha PT Pertamina (Persero) memperoleh pendapatan sebesar $203,77 juta, turun tipis 1,43% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar $206,73 juta.
Hal ini disebabkan melemahnya produksi akibat bertambahnya hari pemeliharaan terjadwal sepanjang semester I/2024.
Selain itu, EBITDA turun 5,67% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 karena kenaikan harga pokok penjualan (COGS) akibat pelaksanaan operasi pengeboran dan Employee Stock Option Plan (MESOP).
“Dengan mempercepat hari pemeliharaan yang dijadwalkan, operasi pembotolan, dan mencatat penambahan uap dari pengeboran sumur offset, kami optimistis produksi perusahaan secara keseluruhan akan meningkat,” kata Yurizki Rio, CFO PGE.
__________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian apa pun yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.