Bisnis.com, JAKARTA – Investor startup dari perusahaan modal ventura melakukan perubahan strategis sebelum menanamkan modal tambahan di startup. 

Ronald Simonangkir, Presiden PT Mandiri Capital Indonesia (MCI), menjelaskan pascapandemi Covid-19, perusahaan modal ventura melihat potensi pertumbuhan besar yang dapat dibiayai.  

“Pasca pandemi Covid-19, permintaan terhadap teknologi dan start-up meningkat. [Misalnya,] pada tahun 2021 dan 2022, untuk solusi digital guna mendukung masyarakat dalam beradaptasi dengan kondisi normal baru, hal ini menyebabkan peningkatan pembiayaan modal ventura, terutama untuk perusahaan rintisan yang menawarkan produk dan layanan berbasis teknologi kepada perusahaan,” Ronald kepada Bisnis (10 Maret 2024).

Saat itu, jelas Ronald, pendanaan meningkat signifikan karena banyak investor yang melihat potensi pertumbuhan pesat. “Namun tren ini akan mulai berbalik pada tahun 2023. Faktor utama yang mempengaruhi penurunan pendanaan modal ventura antara lain kondisi makroekonomi yang sulit,” kata Ronald.

Dia menjelaskan, inflasi global yang tinggi dan kenaikan suku bunga yang terus menerus telah memperlambat pembiayaan modal ventura. Hal ini membuat investor lebih konservatif dalam alokasi aset karena tingginya biaya modal dan potensi resesi. 

Faktor lainnya, kata Ronald, adalah ketidakstabilan geopolitik, termasuk konflik di Eropa Timur dan ketegangan perdagangan global. Hal ini menciptakan tekanan tambahan pada bursa saham. Faktor lainnya adalah investor yang sebelumnya bersedia “menghabiskan uang” untuk membiayai startup telah mengubah strateginya dan kini lebih selektif dalam memilih startup yang lebih menjanjikan dan menghasilkan keuntungan.

“Secara keseluruhan, pandemi ini mendorong pertumbuhan pendanaan modal ventura tahap awal, namun tantangan ekonomi dan perubahan sikap investor menyebabkan tren penurunan pada tahun 2023. Saat ini, industri modal ventura memprioritaskan stabilitas dan keberlanjutan keuangan ketika mengalokasikan modal untuk pengembangan startup, katanya. disorot.

Berdasarkan data dunia usaha, pembiayaan modal ventura meningkat signifikan menjadi Rp 18,02 triliun pada Desember 2022. Pada Desember 2021, angkanya sebesar Rp 16,08 triliun, meningkat 12,06% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, keadaan telah berubah. Pada Agustus 2024, pembiayaan modal ventura mencapai Rp16,19 triliun, turun 9,03% year-on-year menjadi Rp17,79 triliun.

Lihat Google Berita serta berita dan artikel Washington lainnya