Bisnis.com, Jakarta – Presiden dan CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) Patrick Valujo menjelaskan perkembangan segmen On-Demand Service (ODS) yang mengalami peningkatan jumlah pesanan sebesar 30% selama kuartal III tahun 2024.

“Kinerja segmen ODS konsisten dengan peningkatan margin selama empat kuartal berturut-turut dan EBITDA yang disesuaikan dengan baik,” ujarnya, Senin (4/11/2024).

GOTO menjelaskan, jumlah pengguna layanan ODS terus bertambah seiring dengan meningkatnya penggunaan produk yang ditujukan untuk pasar massal. Sedangkan produk marketplace miliknya antara lain GoFood, GoCar, GoRide, GoTransit, dan GoFood PAS.

Di sisi lain, peningkatan pangsa premium ODS GOTO mengakibatkan distribusi dompet tambahan kepada pengguna kaya atau kelas atas. 

Kelompok usaha ini mencatat peningkatan margin di seluruh portofolio produknya, yang disebabkan oleh peningkatan insentif, perluasan layanan premium, dan peningkatan pendapatan iklan.

GOTO mencatatkan pendapatan sebesar Rp 10,38 triliun dari bisnis ODS dengan nilai penjualan kotor (GTV) sebesar Rp 45,98 triliun selama 9 bulan tahun 2024. Adjusted EBITDA perusahaan GOTO ODS sebesar Rp 412 miliar selama 9 bulan tahun 2029.

GOTO menyebutkan jumlah pesanan ODS meningkat 30% year-on-year dan GTV meningkat 25% menjadi Rp 16,3 triliun.

Layanan premium seperti GoFood Express menyumbang 22% GTV GoFood pada Q3 2024. Hal ini terus memberikan peluang bagi GoTo untuk meningkatkan pangsanya di dompet pengguna yang ada.

Berdasarkan laporan kinerja keuangan, Rabu (30/10/2024), GOTO mencatatkan EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 137 miliar khusus kuartal III 2024. Realisasi tersebut menghasilkan kerugian EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 942 miliar.

Kinerja kuartalan ini membuat induk perusahaan Gojekin dan GoTo Financial (GTF) melaporkan EBITDA minus Rp72 miliar pada periode Januari-September 2024, turun signifikan dibandingkan tahun lalu Rp3,75 triliun.

Penafian: Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi yang diambil oleh pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel