Bisnis.com, Jakarta – Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) Anindya Bakrie buka suara soal langkah perseroan yang melakukan kuasi reorganisasi. Apa rencana media Grup Al Bakri di masa depan? 

Saat ditemui Bisnis di sela-sela Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2024, Anindya mengucapkan terima kasih atas selesainya proses restrukturisasi perusahaan. 

Seperti diketahui, BNBR mengumumkan proses restrukturisasi telah selesai dengan membatalkan belanja modal sebesar Rp 19,5 triliun. Pengurangan sebesar Rp19,5 juta berasal dari akumulasi laba rugi NBB periode 2011 hingga 2023.

Proses restrukturisasi BNBR diawali dengan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPSLB) pada 21 Juni 2024. Proses berlanjut ketika tidak ada anggota BNBR beredar yang mengajukan keberatan atau keberatan atas tindakan perseroan. 

Menurut Anindya, untuk melaksanakan restrukturisasi, BNBR harus memenuhi beberapa persyaratan yang ditetapkan eksekutif. Setidaknya ada tiga syarat utama, perusahaan harus mencatatkan laba dalam beberapa tahun terakhir, ada kepedulian terhadap masa depan, dan struktur permodalan yang baik.

Putra Abu Redha Al-Bakri juga menjelaskan tiga manfaat yang diperoleh Bank Nasional Bahrain dari pelaksanaan restrukturisasi. Pertama, BNBR bisa lebih leluasa dalam melakukan penggalangan dana.

“Kedua, kami bisa membagikan dividen,” katanya kepada Business akhir pekan ini. 

Ketiga, lanjut Anindya, BNBR dapat melanjutkan kemajuan perusahaan.

“Saya hanya terus maju dan mengisinya dengan pertumbuhan yang baik. Saya kira dari segi keberlanjutan, ini bisa menjadi peluang besar,” tambah Anindya. 

Pada saat yang sama, lanjutnya, BNBR terus mengembangkan lini bisnis terkait perekonomian berkelanjutan. Usaha jenis ini dilakukan melalui pengembangan kendaraan listrik khususnya bus dan sepeda motor – melalui anak perusahaan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (Veter). 

“Kita berharap kedepannya tidak hanya bus saja, tapi juga mobil listrik dalam jumlah besar. Siapa tahu kita punya brand sendiri, VKTR, brand kebanggaan Indonesia dan bisa dijual nanti,” kata Anindya. 

Secara finansial, NBB menunjukkan peningkatan pendapatan selama periode 2011-2023 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 16,24%. BNBR juga mencatatkan manfaat tahun ini kepada pemilik induk perusahaan sebesar Rp63,67 miliar pada tahun 2021, Rp266,13 miliar pada tahun 2022, dan Rp237,46 miliar pada tahun 2023.

Direktur BNBR, Roy Hendrajanyu M. mengatakan. Sakti, “Rata-rata dividen tahunan yang diberikan kepada pemilik selama 3 tahun adalah Rp 189,09 miliar.”

Menurut dia, BNBR telah menerapkan lima langkah. Pertama, perbaikan neraca fiskal yang menunjukkan keseimbangan keuntungan tanpa mengkhawatirkan defisit sebelumnya. 

Kedua, memperbaiki struktur keuangan perusahaan dengan mengurangi akumulasi kerugian (defisit) melalui penggunaan bagian lain yang setara seperti ekuitas, selisih transaksi dengan kepentingan nonpengendali dan pengurangan modal.

Ketiga, dalam hal neraca yang menunjukkan harga-harga saat ini tanpa mengkhawatirkan defisit di masa lalu, maka diharapkan perusahaan dapat dengan mudah memperoleh dana jika diperlukan untuk pengembangan usaha.

Keempat, tidak adanya neraca akan berdampak positif bagi pemegang saham karena perseroan dapat mendistribusikan keuntungan sesuai regulasi termasuk Undang-Undang Perusahaan Swasta (UUPT), kata Gubernur. 

Ia berharap restrukturisasi saham akan meningkatkan minat investor dan menarik saham perusahaannya. Awalnya, BNBR menyelesaikan restrukturisasi sebagian besar kewajiban perseroan kepada kreditur. 

Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel