Bisnis.com, Jakarta – Neuralink, perusahaan chip otak Elon Musk, mengumumkan implan eksperimentalnya yang diberi nama Blindsight telah mendapat status “perangkat terobosan” dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada Kamis, 19 September 2024.

Status ini diberikan kepada perangkat medis yang dimaksudkan untuk mengobati atau mendiagnosis kondisi yang mengancam jiwa dan membantu mempercepat pengembangan dan peninjauannya.

Blindsight dikatakan memungkinkan orang yang kehilangan mata dan saraf optiknya dapat melihat kembali, menurut postingan Musk di X.

Namun Neuralink belum mengungkapkan kapan uji coba pada manusia akan dimulai.

Dalam laporan New York Post, Blindsight mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk berpartisipasi dalam program sukarela tersebut. Ini adalah salah satu dari 58 perangkat yang menerima penetapan tersebut sepanjang tahun ini, menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.

“Perangkat Blindsight milik Neuralink akan mampu melihat orang yang kehilangan mata dan saraf optiknya,” tulis Musk pada Selasa X, mengutip NYPost, Sabtu (21/9).

Musk mengatakan selama korteks visual tetap utuh, masih ada kemungkinan untuk mendapatkan kembali penglihatan meski mereka telah buta sejak lahir.

Program “perangkat terobosan” ini dimaksudkan untuk “mempercepat pengembangan, evaluasi, dan peninjauan untuk persetujuan pra-pasar” perangkat medis yang menangani kondisi yang mengancam jiwa atau permanen – selama memenuhi standar keselamatan, menurut situs web badan tersebut.

“Untuk menetapkan ekspektasi yang tepat, penglihatan pada awalnya akan beresolusi rendah, seperti grafik Atari, namun pada akhirnya berpotensi menjadi lebih baik daripada penglihatan alami dan memungkinkan Anda melihat dalam panjang gelombang inframerah, ultraviolet, atau radar, seperti Geordi La Forge. . “Kamus. Dia menambahkan.

Ketika dimintai komentar, juru bicara FDA mengatakan bahwa penunjukan tersebut “tidak berarti bahwa perangkat tersebut dianggap aman, efektif atau dapat dipasarkan untuk tujuan medis.”

“FDA hanya mengevaluasi apakah ada harapan yang masuk akal bahwa perangkat tersebut dapat memberikan pengobatan atau diagnosis yang lebih efektif, dibandingkan dengan standar perawatan saat ini di Amerika Serikat, untuk penyakit atau kondisi manusia yang mengancam jiwa atau bersifat permanen, dan apakah perangkat tersebut merupakan teknologi baru, “tambahnya yang menjadi pembicara adalah baru dan tidak ada alternatif lain yang dipasarkan secara legal.

Seperti diketahui, Neuralink didirikan pada tahun 2016. Perusahaan juga sedang mengembangkan implan yang bertujuan agar pasien lumpuh dapat menggunakan perangkat digital dengan otaknya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel