Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate menjadi angin segar bagi para pejuang utang. Pasalnya, penurunan ini kemudian diprediksi oleh pihak bank dan bunga pinjaman sewa (multifinance).

Namun sepertinya para petarung kelas tersebut harus menunggu hingga tahun depan. Nailul Hooda, ekonom dan kepala ekonomi teknologi di Institute of Economic and Legal Affairs (SELIOS), mengatakan dampak penurunan BI terhadap pendapatan sewa akan berdampak jangka panjang.

Berbicara kepada Business pada hari Jumat, Hooda mengatakan, “Dampak penurunan suku bunga pada suku bunga acuan pinjaman tidak akan langsung terjadi dalam satu atau tiga bulan, namun bisa memakan waktu enam bulan, dan ada yang mengatakan lebih lama. 12 bulan.” (20/9/2024).

Huda mengatakan industri perbankan dan leasing di Indonesia rentan terhadap margin keuntungan jika terjadi penurunan. Ia menambahkan, penyaluran kredit di Indonesia akan berkurang secara bertahap jika suku bunga diturunkan.

“Khusus bank-bank besar, sulit menurunkan suku bunga jika naik,” ujarnya.

Hal ini juga terkait dengan perubahan suku bunga deposito yang belum tentu turun. Hooda menambahkan akan ada fase untuk mengukur dampak penurunan suku bunga.

Melihat ke belakang, Huda mengatakan pada tahun 2019 ini suku bunga mengalami penurunan, namun dampak terhadap bunga pinjaman tidak sedikit dan juga sering terhenti. “Jadi, meski BI dan The Fed memangkas suku bunga, namun berdampak jangka panjang dalam menurunkan suku bunga kredit perbankan kita,” ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch. Amin Nurdin, Anda setuju bahwa bank membutuhkan waktu sekitar 3-6 bulan untuk mengubah kebijakan bank sentral.

Sebab, tingkat suku bunga yang dimaksud mempengaruhi dua sisi hubungan perbankan, yaitu penggalangan dana (financing) dan pencairan (lending).

“Itu hanya fakta saja. Pasti akan terkena dampaknya kalau laba bersih [laba bersih] berkurang atau NIM [laba bersih/margin bunga] juga berkurang. Ya, itu tidak mudah,” ujarnya. Dilaporkan dalam Bisnis, Jumat (20/9/2024).

Ia melanjutkan, karena perbankan sedang menghitung instrumen terkait, penurunan suku bunga BI tidak akan banyak berdampak pada kinerja kredit perbankan dalam jangka pendek.

Berbeda dengan jangka panjang, yakni dalam jangka waktu 6 bulan. Menurut Amin, setelah revisi suku bunga sesuai kebijakan BI, bank akan mudah mengakses dan menghitung angka jatuh tempo untuk meningkatkan kualitas. pinjaman.

Dengan demikian, hal ini berpeluang meningkatkan kualitas kredit perbankan sehingga menurunkan tingkat kredit macet atau non-performing loan (NPL) pada perbankan.

“Kualitas kredit bisa meningkat jika diimbangi dengan rasa semakin luas dalam pemasaran kreditnya,” kata Amin.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA