Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di level Rp 15.335 setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6%, Rabu (18/09/2024). . ).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah tidak mengalami penurunan maupun kenaikan dan bertahan di level Rp 15.355 per dolar AS. Indeks dolar AS turun 0,07% menjadi 100,82.

Namun, sebagian besar mata uang lain di Asia ditutup menguat. Yen Jepang misalnya menguat 0,39% dan ringgit Malaysia menguat 0,52%. Selanjutnya yuan Tiongkok, won Korea, dan baht Thailand masing-masing menguat 0,10%, 0,08%, dan 0,23%.

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17-18 September 2024, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau disebut BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6%.

“Dewan Gubernur Bank Indonesia pada rapat tanggal 17 dan 18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 6%,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG BI.

Bank sentral juga menurunkan suku bunga Deposit Facility menjadi 5,25% dan suku bunga Lending Facility juga diturunkan sebesar 25 basis poin menjadi 6,75%.

Perry mengatakan, keputusan ini sejalan dengan ekspektasi rendahnya inflasi pada tahun 2024 dan 2025 yang berada pada target 2,5±1%, serta untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

Dalam kesempatan lain, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penurunan suku bunga ini merupakan yang pertama sejak Februari 2021. Diketahui, BI diketahui menaikkan suku bunga sebesar 275 basis poin sejak Agustus 2022 hingga April 2024, sebelum akhirnya tidak berubah. pada saat itu. periode Mei, Juni, Juli dan Agustus.

“Ke depan, BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lainnya untuk terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Ia menambahkan, neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2024 terus mengalami surplus selama 52 bulan berturut-turut mulai Mei 2020. Mencapai surplus neraca perdagangan mendukung ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

BI, kata Ibrahim, juga memperkirakan perekonomian Indonesia akan mencapai 4,7-5,5% pada tahun 2024 atau pada titik tengah 5,1%. Hal ini didukung oleh beberapa indikator, termasuk hasil survei BI yang menunjukkan aktivitas perekonomian pada triwulan III tahun 2024 tetap terjaga.

Ibrahim memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergejolak, namun ditutup menguat pada kisaran Rp 15.230 – Rp 15.350 pada sesi perdagangan besok, Kamis (18/09/2024).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel