Bisnis.com, Jakarta – Penjualan ritel terus tumbuh sebesar 4,8% year-on-year pada September 2024, namun mengalami kontraksi sebesar 2,5% year-on-month seiring selesainya promosi Bank Indonesia ke-79. dan berkurangnya permintaan.
Ramdan Danny Bragoso, Kepala Komunikasi Bank Indonesia, mengatakan indeks penjualan riil (IPR) tercatat meningkat 4,8% (y/y), atau 5,8% dibandingkan Agustus 2024.
Pertumbuhan tersebut didukung oleh peningkatan penjualan kelompok bahan bakar otomotif serta suku cadang dan aksesorisnya, ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (11/12/2024).
Secara keseluruhan, kelompok ini tumbuh masing-masing sebesar 8,5% (YoY) dan 3,5% pada September 2024.
Sementara itu, kelompok makanan, minuman, tembakau, dan pakaian jadi tumbuh dan melemah masing-masing sebesar 6,9% (YoY) dan 0,5%.
Penjualan ritel bulanan (month-on-month/MtM) turun 2,5% pada September 2024, naik 1,7% dari bulan sebelumnya.
Penurunan kelompok terutama terjadi pada kelompok sandang, kelompok peralatan rumah tangga lainnya, serta kelompok makanan, minuman dan tembakau, yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 5,8% (MtM), 2,6% dan 2,7%.
Denny mengaitkan tekanan tersebut dengan lemahnya permintaan konsumen.
“Hal ini seiring dengan menurunnya permintaan masyarakat pasca berakhirnya berbagai program diskon HUT RI,” ujarnya.
Ke depan, dari sisi harga, Denny menyoroti adanya tekanan inflasi. Diperkirakan meningkat pada tiga dan enam bulan ke depan, yakni Desember 2024 dan Maret 2025.
Hal ini tercatat pada indeks ekspektasi harga keseluruhan Desember 2024 dan Maret 2025 (152,6 dan 169,4 dibandingkan periode sebelumnya 134,3 dan 155,9).
Pada akhir tahun 2024 dan triwulan I tahun 2025, permintaan akan meningkat pada saat Tahun Baru dan Tahun Baru (Naturu) pada bulan Desember 2024 dan Ramadhan pada bulan Maret 2025.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel