Bisnis.com, YOGYAKARTA – Direktur Eksekutif Pengawasan Perilaku Pengusaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengatakan, mahasiswa khususnya generasi Z perlu memahami aspek-aspek tertentu dalam perencanaan keuangan. 

Hal itu disampaikannya alias Kiki dalam acara Bisnis Indonesia Goes to Campus (BGTC) 2024 yang digelar di Fakultas Ekonomi dan Administrasi Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Kamis (6 Juni 2024). . 

“Generasi muda penerus bangsa akan membangun Indonesia,” jelas Friderica. Mengingat Generasi Z dan Generasi Y merupakan lebih dari separuh penduduk Indonesia, maka kelompok ini tentu saja merupakan sektor ekonomi penting yang perlu dibekali literasi keuangan.” . 

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Engagement Keuangan (SNLIK) OJK yang dilakukan pada tahun 2022, Kiki mengatakan tingkat literasi dan engagement keuangan generasi muda di Indonesia masih rendah.

Menurutnya, tingkat literasi keuangan penduduk usia 15-17 tahun sebesar 43% dan tingkat partisipasi keuangan sebesar 69%.

“Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tingkat literasi dan partisipasi keuangan nasional sebesar 49,7% dan 85%,” imbuhnya.

Ia juga menggambarkan generasi milenial sebagai kelompok yang rentan secara finansial. Kelompok usia ini memiliki gaya hidup yang lebih banyak mengeluarkan uang untuk hobi dibandingkan menabung atau berinvestasi, sehingga mereka mudah terjerumus ke dalam perangkap jasa keuangan ilegal dan investasi bodong. 

“Banyak anak muda yang terjebak dalam pinjaman online (pinjol) karena meminjam untuk kebutuhan konsumsi atau menggunakan produk jasa keuangan untuk tujuan yang sah namun tidak bijaksana,” jelas Friderica.

Hal ini banyak dipengaruhi oleh prinsip You Only Live Once (YOLO) serta Fear of Missing Out (FOMO) generasi muda.

Faktanya, prinsip YOLO dan FOMO mendorong generasi muda ke dalam pengambilan keputusan keuangan yang buruk. Seperti tidak menyiapkan dana darurat atau dana cadangan.

“Kerentanan generasi muda sering kali berasal dari kebiasaan anak muda berbagi informasi pribadi melalui jejaring sosial. Jika Anda tidak menyadarinya, hal ini sangat berbahaya. Misalnya membagikan KTP, alamat rumah, atau informasi pribadi akan dimanfaatkan oleh oknum jahat. Orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” jelas Friderica.

Selain itu, sikap FOMO yang banyak dilakukan anak muda juga menyebabkan kelompok usia tersebut terjerumus ke dalam perangkap investasi bodong. Padahal, jika generasi muda tidak memahami keuangan dan investasi dengan baik, mereka justru akan menjadi korban dari janji-janji manis yang diucapkan.

“Mereka sering meniru apa yang dilakukan para idola atau influencer media sosial,” kata Friderica. Termasuk nasihat keuangan.”

Indonesia Business Goes to Campus (BGTC) 2024 merupakan ajang yang mengedukasi dan meningkatkan literasi keuangan pada generasi muda. Ia pun mengungkapkan kepuasannya atas terealisasinya kegiatan ini.

“Saya berharap peluncuran kegiatan ini menjadi langkah menuju Indonesia Emas 2045 dengan mempersiapkan generasi emas dalam literasi keuangan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua OJK Provinsi DI Yogyakarta Parjiman mengatakan kegiatan BGTC 2024 merupakan wujud kerja sama regulator, pelaku industri, perguruan tinggi, dan media dalam meningkatkan edukasi masyarakat dan pemahaman terhadap produk dan layanan keuangan.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Saluran WA