Bisnis.com, JAKARTA – Belakangan ini beredar video hilangnya simpanan nasabah di salah satu bank terbesar di Indonesia di akun media sosial. Berikut penjelasan seorang ekonom mengenai keamanan menabung di bank.
Untuk lebih jelasnya, pada tanggal 23 April 2024, akun media sosial (Instagram, TikTok, Facebook) Rama News (@ramanews) mengunggah video yang diambil dari akun TikTok bernama widia_pengmatpolitik.
Akun ini menyebarkan informasi palsu dengan mengklaim bahwa nasabah BRI kehilangan uang akibat dampak pemilu dan membutuhkan uang untuk akses cepat.
Selain itu, pengunggah juga mengajak masyarakat untuk menarik uangnya dari BRI dan menyimpannya sendiri. Klaim bahwa video “Kehilangan Uang di BRI merupakan Dampak Pemilu dari Serangan Sosialis” tidak benar dan tidak berdasar telah dibantah oleh BRI.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Segara Research Institute Peter Abdullah mengatakan perbankan nasional masih menjadi tempat paling aman untuk menyimpan uang.
Ia mengatakan bank merupakan lembaga keuangan yang diawasi secara ketat oleh regulator. Masyarakat dikatakan tidak perlu khawatir dan tetap percaya terhadap kinerja perbankan nasional.
“Menyimpan uang di bank sangat aman. Faktanya, deposito di bank lebih mahal dibandingkan emas dan bisa digunakan untuk melakukan pembelian dengan kartu debit. Bank diawasi secara ketat oleh lembaga keuangan,” demikian keterangan resminya. , Senin (5/5/2024).
Di sisi lain, tambahnya, nasabah tetap harus berhati-hati dan memastikan bank tersebut dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sekadar informasi, LPS merupakan organisasi independen yang didirikan untuk meningkatkan kepercayaan nasabah atau masyarakat terhadap perbankan.
Dengan demikian, keseimbangan kemajuan dan kesatuan perekonomian nasional dapat dijaga oleh perbankan. Soal jumlah setoran, maksimal saldo yang dijamin setiap nasabah di bank adalah Rp 2 miliar.
Apabila simpanannya melebihi Rp 2 miliar maka akan ditutup berdasarkan penilaian aset bank oleh tim pencairan. Simpanan nasabah bank tradisional yang dijamin LPS berbentuk: tabungan, deposito, giro, sertifikat deposito dan tipe lainnya,” katanya. Peter.
Sementara itu, terkait beredarnya video palsu tentang hilangnya uang di media sosial belakangan ini, Sekretaris Asosiasi BRI Agustya Hendy Bernadi menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan media sosial secara positif dan tidak mudah termakan informasi yang tidak dapat diketahui kebenarannya. .
“BRI juga terus mengedukasi dan mendorong nasabah dan masyarakat untuk dapat bertransaksi dengan aman dan mudah. Hal ini tidak lepas dari hadirnya berbagai jenis penipuan online atau rekayasa sosial,” imbuhnya.
Salah satu cara penipuan yang paling sering dilakukan adalah permintaan melalui WhatsApp (WA) untuk mengklik file undangan pernikahan dalam format APK. BRI mengimbau nasabahnya untuk lebih berhati-hati dan tidak mengunduh, menginstal, atau mengakses aplikasi ilegal.
Selain itu, Hendy mengumpulkan data pribadi dan data perbankan (nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP) dari nasabahnya melalui saluran, tautan, atau situs web yang sumbernya tidak dapat diverifikasi.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel