Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total penerbitan obligasi dan sukuk mencapai Rp 90,79 triliun pada akhir pekan ini. 

Sekretaris Perusahaan BEI PH Eko Susanto menjelaskan total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun berjalan 2024 mencapai 107 emisi dari 65 emiten. 

“Total penerbitan obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sebanyak 588 emisi dengan jumlah beredar Rp463,26 triliun dan US$ 60,12 juta, diterbitkan oleh 132 emiten,” jelasnya dalam keterangan resmi, Sabtu (21/9/2024). . 

Pada September 2024, BEI mencatatkan penerbitan obligasi korporasi dari tiga perusahaan. Pertama, Obligasi Berkelanjutan I PT Oto Multiartha Tahap II Tahap II Tahun 2024 PT Oto Multiartha senilai Rp700 miliar pada 5 September 2024

Kedua, Obligasi Berkelanjutan VI Federal International Finance dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap IV 2024 senilai Rp2,5 triliun pada 9 September 2024. 

Ketiga, Investasi Bersama Obligasi Berkelanjutan II Provident Tahap III Tahun 2024 senilai Rp1,1 triliun. Obligasi tersebut diterbitkan oleh PT Provident Investasi Bersama Tbk. (PALM) dan mendapat rating idA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Hasilnya, sebanyak 194 seri Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI dengan nilai nominal Rp 6.273,24 triliun dan US$ 502,10 juta. Selain itu, BEI mencatatkan 9 penerbitan Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp 2,93 triliun. 

Portfolio Manager, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Laras Febriany mengatakan, kelas aset obligasi secara historis memiliki kinerja yang baik pada periode penurunan suku bunga, sehingga bisa menjadi pilihan bagi investor untuk mendapatkan potensi capital gain pada periode suku bunga global. pengurangan tarif.

Di sisi lain, pasar tidak bergerak lurus, selalu ada dinamika, oleh karena itu sifat obligasi yang defensif memberikan unsur stabilitas untuk menjaga keseimbangan portofolio investor.

Menurut dia, dimulainya siklus penurunan suku bunga The Fed juga diharapkan dapat memberikan iklim yang mendukung rupiah dan dapat menarik lebih banyak aliran dana asing ke pasar obligasi Indonesia.

Pasar obligasi sendiri secara konsisten mencatatkan kinerja positif sejak Juli – Agustus dan tampaknya akan terus berlanjut. Sementara nilai tukar rupiah cenderung terus menguat saat ini berkisar Rp15.340 per 18 September 2024, dan aliran dana investor asing ke pasar obligasi juga semakin meningkat.

Menurut Laras, pasar obligasi masih mempunyai peluang menarik. Obligasi menawarkan potensi keuntungan modal dan elemen stabilitas bagi portofolio investor.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel