Bisnis.com, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan posisinya atas kenaikan saham BUMN Karya dan penerbitan saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dalam beberapa hari terakhir. Saat ini masih terhenti.

Tercatat, banyak saham BUMN Karya yang mencatatkan pertumbuhan signifikan. Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menguat 41,89% menjadi Rp 210 pada pukul 14.25 WIB pada pekan yang berakhir Rabu (7 Oktober 2024).

Sedangkan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) menguat 15,20% sepanjang pekan ini dengan diperdagangkan pada Rp 394 per saham. Saham PT Adi Works (Persero) TBK sebagai berikut: (ADHI) menguat 9,48% ke Rp 254 per saham.

Mengomentari kenaikan saham BUMN Karya, Direktur Pengawasan dan Kepatuhan Perdagangan BEI Christian Manulung mengatakan bursa menggunakan sistem notifikasi real-time untuk memantau pergerakan saham yang tidak wajar.

“Jadi kalau parameter tertentu terlampaui, kami akan memberikan pemberitahuan, bukan sanksi,” ujarnya di Gedung BEI Jakarta, Rabu (7/10/2024).

Sementara itu, Kristian kepada Vaskita menuturkan, bursa masih memperkirakan harga saham emiten BUMN Karya itu akan membaik ke depannya. Ia juga berharap kinerja saham perseroan membaik.

“Dari sudut pandang fundamental, kami memperkirakan saham akan berkinerja baik ke depannya. “Kami menantikan optimisme mereka,” katanya.

Seperti diketahui, Waskita kembali gagal membayar bunga dan nilai pokok obligasi Rp 1,36 triliun yang jatuh tempo pada 16 Mei 2024. Utang tersebut diperoleh dari Obligasi Berkelanjutan III Vaskita Karya Tahap IV Tahun 2019 Seri B yang memiliki tingkat bunga tetap sebesar 9,75% per tahun. Selama 5 tahun.

Sehubungan dengan itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memperpanjang penghentian sementara perdagangan efek WSKT. Saham perseroan telah disuspensi mulai 8 Mei 2023 dan kini masuk dalam daftar 41 emiten yang akan delisting pada April 2024.

Perseroan sebenarnya menggelar rapat umum kreditur (RUPO) terkait surat utang tersebut, namun gagal mencapai kesepakatan. Maka Vaskita berencana akan membukukan RUPO lagi dalam waktu dekat.

Melihat hal tersebut, Ketua Waskita Karya Muhammad Hanugroho mengatakan perseroan berkomitmen memperkuat tata kelola perusahaan melalui penerapan Good Corporate Governance (GCG) secara komprehensif.

Beberapa langkah spesifik yang dilakukan perusahaan antara lain penerapan kode etik yang menghindari konflik kepentingan serta melarang karyawan dan manajemen menjadi mitra bisnis. Hal ini didukung dengan adanya sistem whistleblowing untuk deteksi dini pelanggaran.

,

Penafian: Tujuan berita ini bukan untuk menyarankan membeli atau menjual saham apa pun. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.