Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga dasar atau BI rate di angka 6,25%. Bagaimana hal ini diterjemahkan ke dalam bunga pinjaman bank?

Baru-baru ini, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Juli 2024 menetapkan suku bunga dasar atau BI rate sebesar 6,25%. Oleh karena itu, BI mempertahankan suku bunga dasar selama tiga bulan berturut-turut. 

Sebelumnya, BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25% dari sebelumnya 6% pada RDG April 2024.

Kepala BI Perry Warjio mengatakan, sesuai kebijakan BI, transmisi suku bunga perbankan stabil. “Transmisi kebijakan moneter membaik,” kata Gubernur BI Perry Vargiyo dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (17/7/2024) lalu.

Ada pengurangan pinjaman bank. Pada Juni 2024, bunga pinjaman bank sebesar 9,25%, naik dari bulan sebelumnya sebesar 9,26% atau Mei 2024. 

Selama tahun berjalan (YTD/YTD), suku bunga pinjaman stabil, dengan suku bunga pinjaman sebesar 9,25% juga pada Desember 2023.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rey mengatakan, terdapat ruang bagi penurunan suku bunga kredit perbankan seiring dengan ekspektasi pasar akan jangka waktu yang semakin tinggi yang kini mulai mereda.

Namun jika perbankan mampu menurunkan suku bunga, hal ini terutama akan berdampak pada kredit yang jangka waktu pengembaliannya lebih singkat, seperti kredit modal kerja atau kredit konsumer, ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu. (17/07/2024).

Sedangkan untuk sektor perbankan misalnya PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) belum mencatat adanya perubahan suku bunga kredit. 

Chief Financial Officer BCA Vera Eve Lim mengatakan kenaikan BI rate menjadi 6,25% mulai April 2024 bukan berarti perbankan akan segera menaikkan suku bunga kredit. Sebab, perbankan juga menjaga tingkat pertumbuhan agar kredit tumbuh dan kualitas kredit membaik. 

Sejak pandemi Covid-19, menurut Vera, rasio risiko kredit atau loan at risk (LAR) juga semakin menurun, menandakan adanya perkembangan ekonomi dan pertumbuhan kredit yang berkelanjutan. 

“[Bank memfasilitasi] penyaluran pinjaman, itu yang kami urus. Oleh karena itu, saat ini tidak ada tingkat bunga tetap atas pinjaman yang ditahan. “Sementara [suku bunga pinjaman] naik dan turun, itu relatif, tergantung kualitas peminjamnya,” ujarnya. 

Pada saat yang sama, banyak bank mencatat peningkatan bunga pinjaman. Direktur Utama PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) Lani Dharmavan mengatakan perseroan telah melakukan perubahan suku bunga pinjaman sesuai sahamnya dalam beberapa bulan terakhir. 

“Saat ini [suku bunga pinjaman] harusnya stabil. Tahun lalu kenaikannya sekitar 25 basis poin. Tapi tentu akan berbeda untuk setiap segmen usaha,” ujarnya kepada Negosyo, Rabu (17/07/2021). 2024) 

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) kembali mulai menaikkan suku bunga pinjaman setelah BI rate naik menjadi 6,25% pada April 2024.

“Bunga pinjamannya naik. Tapi ya, pertumbuhannya tidak secepat bunga tabungan. Kalau DPK cepat tumbuh, pinjamannya kecil. Oleh karena itu, kami akan memangkas biaya,” kata Direktur BNI Roike Tumilaar usai audiensi. oleh Komisi VI DPR RI pekan lalu (08/07/2024).

Sementara itu, kenaikan suku bunga kredit BNI merata ke seluruh segmen kredit. Menurut Royk, suku bunga kredit disesuaikan agar dananya lebih murah. Makanya biayanya akan naik, karena kalau pinjamannya dinaikkan semua, maka NPL (kredit bermasalah) akan turun, katanya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA