Bisnis.com, JAKARTA – Para ekonom meyakini suku bunga acuan atau BI rate akan dipangkas sebesar 25 basis poin (bps) pada rapat Dewan Pengurus (RGG) siang ini, Rabu (18 September 2024). 

Bachana Sekuritas, Kepala Riset Satria Sambiyantoro, mengatakan keyakinan tersebut berasal dari keyakinan bahwa Federal Reserve alias The Fed juga akan memangkas federal fund rate (FFR) pada pertemuan FOMC hari ini. 

Data opsi swap menunjukkan pasar kini memperkirakan peluang 70% penurunan suku bunga AS sebesar 50 basis poin. pada pertemuan FOMC. 

“Secara historis, The Fed akan melakukan apa yang diharapkan untuk menghindari tekanan pasar.” “Dengan kata lain, terjadi penurunan FFR sebesar 50bps. minggu ini harus ada kesimpulan yang pasti,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (18 September 2024). 

Bukan tanpa alasan, Satria dan timnya membandingkan perubahan kebijakan antara The Fed dan Bank Indonesia (BI) selama 14 tahun terakhir, seperti yang tercatat dalam Konsensus Bloomberg. 

Ia menemukan bahwa 90% keputusan The Fed dapat diprediksi oleh pasar dalam kaitannya dengan suku bunga. 

“Ini adalah bukti efisiensi dan transparansi pasar Amerika.” Apa yang dilakukan The Fed bergantung pada apa yang menurut konsensus harus dilakukan,” jelasnya. 

Berbeda dengan bank sentral Indonesia, Satria menilai keputusan Gubernur BI Perry Warji seringkali tidak bisa diprediksi pasar. 

Perry, yang telah menjabat selama 6 tahun, melihat pergerakan suku bunga dengan konsensus rata-rata 78%, sebagian besar karena kebutuhan untuk bersikap proaktif atau selangkah lebih maju akhir-akhir ini. 

Padahal, Bachana Securitas menilai keputusan gubernur sebelumnya lebih bergantung pada konsensus pemikiran apa yang harus dilakukan. 

Dibandingkan pendahulunya Agus Martovardojo yang 82% dan Darmin Nasution yang 86%. “Perkiraan kami hari ini penurunan suku bunga BI sebesar 25 bp. menjadi 6,0%,” pungkas Satria. 

Bulan ini, 10 dari 36 ekonom dalam konsensus Bloomberg memperkirakan penurunan suku bunga. Jumlah ekonom tersebut lebih banyak dibandingkan bulan sebelumnya, ketika hanya dua ekonom yang percaya akan penurunan BI rate. 

Namun rata-rata atau median konsensus ekonom Bloomberg masih berada di angka 6,25%. Masih ada keyakinan yang kuat bahwa BI akan gagal. 

Namun Satria melihat adanya peluang untuk berhemat mengingat sejarah Perry yang mampu mengejutkan pasar. 

Sementara itu, Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Rifki berpendapat bahwa meskipun tingkat inflasi, penguatan rupiah, dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada September 2024 memberikan latar belakang yang baik, Bank Indonesia sebaiknya mempertahankan BI rate pada 6,25%. 

“Pendekatan ini akan membantu mencegah potensi volatilitas mata uang dan mengelola risiko terkait arus keluar modal secara tiba-tiba,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (18/9/2024).

Keputusan Perry Varji masih menjadi spekulasi, namun baru akan diumumkan sore ini, mulai pukul 14.00 VIB. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran VA.