Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank BCA Syariah, anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) strateginya mempertahankan kinerja keuangan hingga akhir tahun 2024.

Direktur BCA Syariah Pranata menjelaskan total pendapatan hingga Agustus 2024 mencapai Rp 10 triliun, meningkat 30,4% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pembiayaan konsumen menyumbang 12% dari transaksi keuangan BCA Syariah, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 89,1%.

“Dengan pertumbuhan [pendapatan] dari murabahah emas kita sangat bagus, sekitar 210% atau lebih,” ujarnya kepada wartawan usai BCA Syariah Media Summit di Jakarta Pusat, Senin (7/10/2024).

Dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 218% yoy hingga Agustus tahun ini, outstanding belanja murabahah emas tercatat sebesar Rp 127,3 triliun.

Jumlah tersebut menjadi salah satu penyebab tumbuhnya pembiayaan konsumen, serta kredit kepemilikan rumah (KPR) sebesar Rp 1 triliun dan kredit mobil (KKB) sebesar Rp 55,5 miliar pada periode yang sama.

Pranata melanjutkan, jika dilihat dari segmen nasabahnya, 42% nasabah finansial merupakan generasi milenial dengan financial ticket size Rp 21 juta. Jangka waktu pembiayaan yang paling populer adalah 1 tahun.

Untuk mempertahankan layanan ini hingga akhir tahun 2024, perusahaan berupaya menyederhanakan proses layanan pelanggan agar lebih nyaman.

Dari sisi KPR misalnya, BCA Syariah terus mendorong kerja sama dengan pengembang real estate untuk memperluas layanan bagi nasabah keuangan.

Khusus untuk pembiayaan emas, perseroan juga mengembangkan alat pembiayaan ema murabahah online melalui aplikasi mobile banking baru yaitu BSya by BCA Syariah.

“Melalui dana Emas iB, kami ingin meningkatkan akses masyarakat terhadap produk investasi di bank syariah dan membantu mengamankan masa depan keuangan mereka dengan tetap mematuhi peraturan syariah,” tutupnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel