Bisnis.com, Jakarta – Badan Pangan Nasional (BAPNAS) menyatakan Indonesia dapat mengurangi atau bahkan menghentikan kegiatan impor pangan jika berhasil mengurangi kehilangan dan limbah pangan sesuai target yang telah ditetapkan.

Sekretaris Utama Bipnas Saru Edhi mengatakan permasalahan sampah dan sisa makanan menjadi perhatian utama pemerintah, mengingat banyaknya sampah makanan. Setidaknya 30% makanan terbuang setiap tahunnya. 

“Kalau kita bisa mengendalikannya, kita pasti bisa menghentikan impor,” kata Saro, dalam agenda peluncuran metode standar penghitungan kehilangan pangan dan surplus pangan, Selasa (24/9/2024).

Untuk mengatasinya, pemerintah telah merumuskan target pengurangan kehilangan dan pemborosan pangan dalam rancangan teknokratis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Pemerintah telah menetapkan target 3% per tahun untuk limbah makanan dan 3%-5% per tahun untuk mengurangi kehilangan makanan.

Selain itu, pada tahun 2045, Indonesia menargetkan pengurangan kehilangan dan limbah pangan sebesar 75%, yang akan berkontribusi terhadap ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi, dan kelestarian lingkungan.

Oleh karena itu, pemerintah mendorong semua pihak untuk melaksanakan program ini melalui pengiriman massal ke seluruh lapisan masyarakat guna mengurangi kehilangan dan sampah pangan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Di sisi lain, BIPNAS juga mengusulkan pembentukan Peraturan Presiden (Perpres) tentang kehilangan dan pemborosan pangan. Usulan itu muncul setelah Komisi IV DPR dalam berbagai kesempatan meminta pemerintah segera membuat regulasi mengenai kehilangan dan pemborosan pangan.

“Langkah ini sudah kami lakukan dari Badan Pangan Nasional yakni mengusulkan penyusunan peraturan presiden,” kata Saro di sela-sela agenda peluncuran metode standar penghitungan susut pangan dan sisa pangan, Selasa (24). /9/2024).

Sarao berharap penyusunan peraturan mengenai sampah dan sampah makanan bisa dimulai tahun ini dan diterbitkan dalam enam bulan ke depan. “Saya berharap bisa dilaksanakan tahun ini dan saya berharap bisa diterbitkan enam bulan ke depan,” ujarnya. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel