Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 44,02 miliar pada kuartal I 2024. Laba tersebut turun 39,9% year-on-year (yoy) dari sebelumnya Rp 73,23 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan bunga bersih (NII) tumbuh tipis 0,16% year-on-year menjadi Rp 197,27 miliar dari sebelumnya Rp 196,95 miliar.

Secara konsolidasi, pendapatan bunga BCIC tumbuh 29,56% year-on-year menjadi Rp724,54 miliar. Namun seiring dengan pertumbuhan pendapatan bunga, beban bunga perseroan juga meningkat 45,53% year-on-year menjadi Rp 527,27 miliar per Maret 2024.

Selain itu, JTrust Bank Indonesia juga mencatatkan kerugian konversi transaksi luar negeri senilai Rp180,36 miliar. Tak hanya itu, perseroan juga mengalami kerugian atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai sebesar Rp3,11 miliar dibandingkan laba sebelumnya sebesar Rp2,17 miliar.

Seiring menurunnya pendapatan, perusahaan juga melaporkan kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 14,05% menjadi Rp 86,47 miliar. Setelah itu, beban lain-lain meningkat 12,01% menjadi Rp 79,93 miliar.

Beban operasional bank selain bunga yang dikeluarkan perusahaan pembiayaan asal Jepang itu juga meningkat 2,91% menjadi Rp 154,16 miliar. Akibatnya, pendapatan operasional turun 8,57% year-on-year menjadi Rp 43,11 miliar dari sebelumnya Rp 47,15 miliar.

Sementara di sisi arbitrase, BCIC mengeluarkan pinjaman senilai Rp26,1 triliun, meningkat 30,15% year-on-year dari Rp20,06 triliun. Aset perbankan pun meningkat 24,14% menjadi Rp40,96 triliun dari sebelumnya Rp32,99 triliun.

Seiring dengan peningkatan kredit, juga terjadi perbaikan pada rasio kredit bermasalah (NPL) bruto yang tercatat sebesar 0,97% dari 1,73%. Setelah itu kredit macet naik dari 1,24% menjadi 0,67%.

Presiden Direktur J Trust Bank Ritsuo Fukadai menjelaskan segmen Corporate, Commercial dan SME Banking serta Business Link menjadi kontributor utama pertumbuhan kredit J Trust Bank.

“Ekspansi kredit J Trust Bank dilakukan berdasarkan pilihan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip, Jumat (10/5/2024).

Di sisi pembiayaan, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh menjadi Rp33,53 triliun dari Rp25,46 triliun atau 31,69% year-on-year.

Sebelumnya, J Trust Bank menutup tahun 2023 dengan permodalan dan likuiditas yang kuat dengan rasio kecukupan modal sebesar 14,04% dan rasio likuiditas sebesar 120,35%, menunjukkan bahwa bank berada dalam posisi yang baik untuk terus tumbuh secara stabil.

“[Jadi] dengan permodalan bank yang kuat yaitu rasio permodalan sebesar 13,3% mulai Maret 2024,” imbuhnya.

Sejalan dengan kinerja bisnis, J Trust Bank terus memperkuat komitmennya terhadap pembiayaan ramah lingkungan. Total pendanaan Kegiatan Usaha Ramah Lingkungan (KUBL) menyumbang 24,08% dari total pinjaman Bank pada tahun 2023.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel