Bisnis.com, JAKARTA – Empat bank dari Kelompok Perbankan Modal Inti atau KBMI 4 atau bank jumbo telah selesai melaporkan hasil keuangan kuartal III 2024. Mereka adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).
Selain laba, empat bank mencatatkan pertumbuhan aset yang positif. Misalnya, berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK Agustus 2024, industri perbankan mencatatkan total aset sebesar Rp 12.090,88 triliun, meningkat 9,43% year-on-year (y/y). Agustus 2023 Rp 11.049,41 triliun.
Pada bulan kedelapan tahun ini, total aset KBMI IV sebesar Rp6.027,94 triliun. Pertumbuhan aset bank raksasa ini sejalan dengan industri sebesar 9,41% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5.509,7 triliun.
Alhasil, keempat bank dengan modal inti melebihi Rp 70 triliun ini mendominasi total aset perbankan dalam negeri dengan pangsa 49,86% per Agustus 2024. BBCA
BCA, bank besar yang pertama kali mengumumkan hasil keuangan kuartal III 2024, melaporkan aset senilai Rp 1,434 triliun pada September 2024. Berdasarkan pemaparan perseroan, jumlah tersebut meningkat pasca akuisisi pada September 2023 menjadi Rp 1.381,44 triliun. kenaikan suku bunga sebesar 3,8% (y/y).
Jahja Setiaatmadja, Presiden BCA, mengatakan perseroan dan anak perusahaannya mencapai pertumbuhan pinjaman gabungan sebesar 14,5% year-on-year menjadi Rp 877,2 triliun.
“Dari sisi pembiayaan, total dana pihak ketiga [DPK] meningkat 3,4% menjadi Rp 1,125 triliun,” ujarnya dalam pemaparan kinerja BCA triwulan III 2024 secara virtual, Rabu (23/10/2024).
Selain itu, dana murah yang terdiri dari giro dan deposito, yang disebut CASA (Current Account Saving Accounts), menyumbang sekitar 82% dari total DPK, naik 5,2% (y/y) menjadi Rp 915 triliun. Menurut Jahja, pertumbuhan CASA yang berkelanjutan sejalan dengan peningkatan frekuensi transaksi BCA secara keseluruhan sebesar 21% (y/y), mencapai 26 miliar transaksi pada sembilan bulan pertama tahun 2024.
Dari sisi laba bersih, BCA meraih laba sebesar Rp36,4 triliun, meningkat 25,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. BBNI
Bank Negara Indonesia (BNI) mencatatkan perolehan aset sebesar Rp 1.068,08 triliun hingga September 2024, naik 5,82% dari Rp 1.009,31 triliun pada September 2024. Pemaparan perseroan menunjukkan nilai properti juga meningkat selama sembilan bulan terakhir. Penyaluran pinjaman sebesar Rp735,02 triliun, naik 9,5% (y/y) dari Rp671,37 triliun.
Dari sisi dana asing atau DPK, BNI mencatatkan Rp769,74 triliun pada kuartal III-2024 dari Rp747,59 triliun pada kuartal III-2023 atau meningkat 3% y/y. Dana murah yakni CASA Bank juga meningkat 5,5% year-on-year menjadi Rp541,19 triliun dari Rp512,89 triliun.
Royke Tumilaar, Direktur Utama BNI, mengatakan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, peningkatan dana eksternal BNI pada tahun ini terutama disebabkan oleh peningkatan simpanan ritel seiring dengan program transformasi struktur keuangan.
“Optimisme terhadap prioritas kebijakan ekonomi pemerintahan baru yang disertai dengan kelancaran proses transisi diharapkan dapat menjadi katalis pertumbuhan penyaluran kredit perbankan ke depan,” ujarnya, Jumat, dalam konferensi pers. kuartal ketiga tahun 2024. 25/10/2024).
Sementara dari sisi laba bersih, secara konsolidasi, BNI meraup Rp16,3 triliun pada kuartal III-2024, naik 3,5% dari Rp15,75 triliun pada kuartal III-2023. BBRI
Bank BUMN lainnya, Bank Rakyat Indonesia (BRI), mencatatkan total aset sebesar Rp 1.961,92 triliun hingga kuartal III 2024. Angka tersebut meningkat 5,94% dibandingkan total nilai sebesar Rp 1.851 pada kuartal III 2023.96 triliun Rp.
Di sisi brokerage, BRI menyalurkan pinjaman senilai Rp1.353,36 triliun, naik 8,21% (y/y). Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan segmen usaha kecil dan menengah membiayai sebesar Rp 1.105,7 triliun atau 81,7%.
“Dengan memberdayakan usaha kecil dan menengah, BRI berperan dalam membangun perekonomian yang inklusif dan berkeadilan,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (30/10/2024), sambil memaparkan kinerja kuartal III-2024.
BRI juga menghimpun DPK sebesar Rp1.362,42 triliun, naik 5,59% (year-on-year). Komposisi dana murah masih didominasi oleh DPK BRI dengan porsi sebesar 64,17%, meningkat dibandingkan CASA yang pada periode yang sama tahun lalu sebesar 63,64%.
Dengan demikian, laba tahun berjalan konsolidasian yang dapat diatribusikan kepada pemegang BRI per September 2024 adalah sebesar Rp45,06 triliun. BMRI
Bank Mandiri kembali mengukuhkan posisinya sebagai bank dengan nilai aset tertinggi di Tanah Air. Per September 2024, aset Bank Mandiri mencapai Rp2.323,99 triliun, meningkat signifikan 15,8% dibandingkan September 2023 sebesar Rp2.323,93 triliun.
Dari fungsi brokerage, Bank Mandiri memperoleh pinjaman konsolidasi senilai Rp 1,590 triliun. Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri, mengatakan penyaluran kredit diperkirakan tumbuh sebesar 22,1% (y-o-y) pada kuartal III 2024, melebihi rata-rata industri nasional yang sekitar 11%.
“Akselerasi yang dihasilkan dari strategi yang tepat mendorong pertumbuhan Bank Mandiri yang kuat dan kualitatif,” ujarnya, Rabu (30/10/2024) saat pemaparan hasil.
Sementara itu, DPK juga meningkat sebesar 14,9% (tahunan) menjadi Rp 1.667,5 triliun pada September 2024. Peningkatan DPK antara lain didukung oleh peningkatan dana giro sebesar 17,8% (y/y) menjadi Rp 596 triliun dan tabungan. meningkat 12,6% (y/y) menjadi Rp 635 triliun.
Alhasil, Bank Mandiri membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 42 triliun pada kuartal III 2024. Laba tersebut senilai Rp39,1 triliun, naik 7,56% year-on-year dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel