Bisnis.com, JAKARTA – Pergantian atau pergantian pimpinan Badan Penanaman Modal/Kementerian Penanaman Modal (BKPM) dari Bahlil Lahadalia menjadi Rozan Roeslani diperkirakan tidak akan mempengaruhi kepercayaan investor dan kinerja investasi. 

Kepala Ekonom di PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede mengatakan perubahan pada dasarnya merupakan hak prerogratif presiden. 

Josua menilai Rozan, mantan Wakil Menteri Republik Rakyat Tiongkok, mengharapkan respon positif dari investor dan pasar.

“Mengingat faktor stabilitas dan efisiensi dalam proses transisi, keputusan perubahan ini dapat mendukung terjaganya kepercayaan investor,” demikian keterangan resmi, Senin (19/08/2024). 

Di bawah Menteri Investasi sebelumnya Bahlil Lahadalia, realisasi investasi sepanjang semester I/2024 mencapai Rp 829,9 triliun atau 50,3% dari nilai target Rp 1,650 triliun. 

Selain itu, berdasarkan penuturan Rozan Roeslani yang pernah menjabat Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Josua menilai Menteri Investasi memiliki pemahaman yang mendalam terhadap lingkungan investasi di Indonesia dan tentunya memiliki hubungan baik. dengan mereka. pelaku usaha.

Oleh karena itu, pasar menilai penunjukan ini sebagai tanda keseriusan pemerintah dalam mengelola sektor investasi dengan melibatkan Rozan.

Oleh karena itu, dengan ditunjuknya Rosanne Roeslani sebagai Menteri Investasi, kami berharap pemerintah dapat memastikan terselenggaranya investasi untuk mendanai perekonomian di masa depan, lanjut Josua. 

Demi kelancaran proses peralihan pemerintahan, kesempatan yang sama juga diberikan kepada mereka yang diangkat pada pemerintahan berikutnya sesuai dengan pergantian kepemimpinan. 

Namun nama-nama yang dikukuhkan Jokowi pagi ini akan berbeda jika tidak memimpin pemerintahan mendatang. 

Hal ini karena hambatan struktural seperti kejelasan hukum, masalah infrastruktur dan lingkungan hidup masih menjadi tantangan utama bagi PMA dan PMDN. 

Selain itu, pemerintah masih perlu mengatasi persaingan regional dan konflik peraturan untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi yang lebih menarik dan kompetitif.

“Jika Rozan dan Bahlil tidak bekerja di pemerintahan Prabowa, investor bisa mengharapkan adanya perubahan kebijakan,” ujarnya.

Dalam kesempatan lain, mantan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia Rozan optimistis mampu menjalankan amanahnya mulai tahun 2021. 

Diperlukan investasi setidaknya Rp820,1 triliun pada Semester II 2024 untuk mencapai target pemerintah. 

“2024, kemarin kita luncurkan target Rp 1,650 triliun untuk kuartal II sudah lebih dari 50 persen. Jadi masih ada waktu, dan Insya Allah menteri baru [Rozan] akan memenuhinya,” kata Bahlil. pada hari Senin. (19 Agustus 2024). 

Lihat Google News dan berita serta artikel lainnya dari WA