Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) mengkritik langkah Amerika Serikat (AS) yang menaikkan tarif barang impor dari China.

Dalam laporan Reuters, juru bicara IMF Julie Kozak mengatakan akan lebih baik bagi AS untuk mempertahankan sistem perdagangan terbuka daripada mengenakan tarif impor baru pada barang-barang Tiongkok.

Kozak mengatakan pembatasan perdagangan seperti yang diumumkan oleh Presiden Joe Biden dapat merugikan perdagangan dan investasi, mengganggu rantai pasokan, dan memicu pembalasan.

“Fragmentasi seperti ini bisa sangat merugikan perekonomian global,” ujarnya, seperti dilansir Reuters, Jumat (17/5/2024).

Kozack mengatakan IMF telah mengidentifikasi sekitar 3.000 pembatasan perdagangan global pada tahun 2023, naik dari 1.000 pembatasan pada tahun 2019.

Dalam skenario terburuk, pembatasan ini dapat menciptakan fragmentasi blok geopolitik dan mengurangi output perekonomian global sekitar 7%, setara dengan PDB Jepang dan Jerman.

“Mengenai tarif, pandangan kami adalah akan lebih baik jika AS mempertahankan kebijakan perdagangan terbuka yang sangat penting bagi kinerja perekonomiannya,” kata Kozack.

Kozak juga mendesak AS dan Tiongkok untuk bekerja sama mencari solusi yang dapat mengatasi permasalahan mendasar yang memperburuk ketegangan perdagangan antara kedua negara.

Joe Biden sebelumnya pernah mengatakan akan menaikkan tarif impor pada beberapa produk yang diimpor dari Tiongkok, termasuk kendaraan listrik, panel surya, semikonduktor, peralatan medis, dan barang lainnya.

Langkah ini diambil sebagai langkah pencegahan untuk melindungi industri dalam negeri dari kebijakan perekonomian Tiongkok yang mendorong investasi dan produksi berlebihan di sektor-sektor tersebut sehingga diperkirakan akan menimbulkan banjir ekspor di pasar dunia.

Tiongkok telah berjanji untuk membalas dengan tarif baru dan menuduh para pejabat AS kehilangan akal sehatnya.

Kozack mengatakan Deputi Pertama Direktur Pelaksana IMF Gita Gopinath akan mengunjungi Beijing pada 26-29 Mei untuk bertemu dengan pejabat pemerintah mengenai tinjauan tahunan “Pasal IV” IMF mengenai kebijakan ekonomi Tiongkok.

Gopinath akan mengadakan konferensi pers mengenai rekomendasi IMF mengenai Tiongkok pada tanggal 29 Mei.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA